Sabtu, 19 Desember 2009

Menggapai Cinta

Mecintai lawan jenis adalah sebuah sunnatullah serta karunia dari Allah SWT yang menandakan bahwa kita “normal” dan memiliki sifat khusus manusia. Karena hanya manusia berperilaku binatanglah yang bilamana dia cenderung menyukai sesama jenis (baca:Homoseksual). Tiada ungkapan lain selain rasa syukur terhadap Sang Pemilik cinta.


Rasa cinta adalah sebuah karunia terindah dari Allah SWT kepada setiap hamba-Nya. Karena dengan cinta hidup akan terasa indah, tenteram dan damai. Cinta seyogyanya kita letakkan dan kita sikapi dengan penuh kemuliaan lagi kesucian, karena sama kita ketahui dari mana ia berasal.


Banyak umat manusia mengatakan ia seorang pecinta, namun perilakunya jauh dari sifat cinta itu sendiri. Cintanya membawa ia pada perilaku celaka lagi hina. Padahal cinta itu seyogyanya adalah sesuatu hal yang menyelamatkan lagi menenteramkan sang pecinta.


Di dalam agama yang suci ini, perasaan cinta adalah perasaan yang dibenarkan oleh Allah SWT, ada tiga kategori cinta yang harus kita bina di dalam kehidupan sebagai umat manusia. Pertama, cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Kedua, cinta kepada manusia, dan yang ketiga cinta kepada harta duniawi (baca:menjaga).


Cinta yang hakiki adalah cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, sedangkan cinta kepada manusia dan harta adalah bentuk cobaan dari Allah SWT untuk menentukan kadar keimanan kita terhadap-Nya, apakah cinta kita melebihi cinta kita kepada-Nya. Sungguh cinta kepada selain Allah SWT adalah berlaku hanya untuk sementara, pun kepada suami atau istri kita, sebab ia bergantung pada keadaan atau moment.


Namun bukan berarti kita tidak boleh mencinta yang lain –manusia–, hal tersebut dibenarkan, tetapi haruslah ia dibina atas dasar cinta karena Allah. Oleh sebab Allah yang menciptakan insan yang kita cintai itu. Oleh karena itu kecintaan kita kepada manusia sepatutnyalah menjadi wadah untuk mendapatkan keredhoan Allah SWT.


Pertanyaannya, bagaimana kita mengaplikasikan cinta kita kepada manusia? Pertama, kita harus senantiasa mendahului kehendak Allah SWT sebelum kita penuhi kehendak orang yang kita cintai. Kedua, cinta kepada manusia haruslah berlandaskan kepada syari’at dan ajaran Islam, jangan sama kita celaka dibuatnya sehingga kita terperosok pada hubungan haram berlabel pacaran, bahkan terjerumus dalam perzinahan.


Maka dari itu landaskan cinta karena Allah iringi ia dengan perilaku akhlahkul karimah sesuai dengan kepribadian islam itu sendiri. Kemudian evaluasi selalu cinta kita, luruskan terus niatnya, jangan sampai ia berubah dari niat suci berubah menjadi memperturuti hawa nafsu belaka.

Petaka “Cinta”


Tidak bisa dipungkiri cinta juga terkadang membawa petaka kepada sang pecinta, dikarenakan ulah mereka salah meletakkan makna cinta. Bermula dari pandangan mata dari sekadar rasa simpati, terbawa hingga ke alam bawah sadar dan munculah rasa cinta. Wajar hal yang sangat wajar. Tetapi ia menjadi kurang ajar manakala ia kita aplikasikan dengan menikmati kegenita-kegenitan yang melenakan.


Tak jarang, petaka ini muncul di tengah para aktivis dakwah, ketika umur telah sampai di ujung usia pernikahan, mereka rela menjatuhkan iffah mereka (khusus akhwat), dari da’i menjadi penggoda (khusus ikhwan).


Da’i penggoda ini dengan gagah dan penuh kepercayaan diri yang tinggi mengoleksi contact person dari tim kaderisasi, kemudian bak ahli fuqoha’ dan Muhaditsin, sang Da’i penggoda ini menyebar SMS kepada para muslimah, dengan dalih “berbagi” tapi sebaliknya hal tersebut tak ubahnya topeng belaka, bak zionis Yahudi selalu ada “Black Campaign” di setiap tindakan mereka yang tampak “Positif” bila dilihat dari luar.


Berdasarkan pengakuan dari beberapa sumber banyak muslimah (akhowat) yang cemas terhadap hal ini, namun tak sedikit yang akhirnya menikmati dan kemudian saling berbalas SMS, dari mengirim tanya jawab, hingga saling mengirim hal-hal yang tak penting, nahasnya sang da’i penggoda ini berani mengirim sesuata yang tak penting, dari photo hingga lagu-lagu MP3, sebab apa? Karena lemahnya jiwa sang akhwat, sehingga da’i penggoda ini berani melakukan hal demikian. Sekali lagi alasannya adalah “berbagi”.


Siapakah yang patut disalahkan? Ikhwankah atau akhwatkah? Keduanya salah dalam kasus ini. Ikhwan pasti semua tahu bahwa se-militan apapun seorang muslimah bila diberi perhatian khusus dan spesial pastilah tak sedikit dari mereka yang berbunga-bunga, karena sunnatullah mereka diberi jiwa yang lembut, karena jiwa lembut mereka diciptakan Allah SWT adalah untuk menenteramkan hati suaminya kelak, bukan untuk menikmati kegenita-kegenitan yang dipancing oleh para da’i penggoda ini. Disinilah cinta itu berubah dari rahmat dan karunia Allah menjadi petaka. Terhambatnya dakwah, lunturnya iffah para muslimah, hilangnya ghiroh dakwah para da’i muda ketika usia telah sampai pada masanya untuk menikah. Bersabarlah akhi wa ukhti, ingatlah apa yang Allah SWT janjikan untuk kita;


“wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga).”(QS.24:26)


Apakah kita tidak yakin dengan janji Allah ini? Sehingga kita rela melunturkan iffah kita, sehingga kita rela merusak dakwah kita. Percayalah Allah bersama kita, Allah tidak akan dzolim kepada hamba-hamba-Nya yang senantiasa istiqomah berada di jalan-Nya. Saudaraku, mari mulai dari sekarang kita saling menjaga ruhiyah kita, berjuang bersama dalam dakwah. Insya Allah, bidadari dan pangeran-pangeran syurga itu akan datang kepada kita. Dan pastinya perayaan cinta itu akan kita nikmati jua. Allahu Akbar!!!

18+

Alhamdulillah berdasarkan hasil perhitungan kami berdua – aku dan kawanku – kita sudah melewati +/-18 hari menjadi sepasang suami istri yang insya Allah diridhoi dan dirahmati Allah SWT.

Ada banyak momen-momen yang telah kami lalui, dari kemesraan dan kemasaman. Hehe,, manis asem asin rame rasanya, githu deh yang kami lalui. Ummhh.. mo nulis apa ya perasaan liat dia enak bener nulis tentang kisah 18+ ini.

Setidaknya aku sudah tau watak temenku ini dari semenjak menjadi jundinya. Dia keras orangnya dan bisa dilihat dari pola pikirnya didalam khazanah keIslaman. Kalau orang sok moderat kayak rombongan anjing-anjing yahudi di Utan Kayu itu, pasti kawanku ini dituding Radikal en Ekstrim,,, gpp cinta, penilaian orang gak bikin kita mati kok ;).

Ahhh, aku gak jadi nulis 18+ lah, karena sudah terwakili oleh tulisan beliau, sekarang mo cerita aja tentang awal kisah dari pertama ketemu dia hingga dapat menjalani hari2 sebagai suami istri sampai tulisan ini diterbitkan.

Syarifah Lestari yang kukenal ini awalnya dari sebuah tulisan di Majalah Sabili. Aku tertegun dan sangat tersentuh sekali dengan tulisannya berjudul “nge-take bukan khitbah”. Lupa gmn aslinya tulisan itu, karena klo gak salah sekitar tahun 2007 lah. Dihadapan temanku yang bernama Andhika Arnoldy –mungkin dia lupa aku pernah bilang ini- “akh, penulisnya orang jambi, akhwat kayaknyo, klo ketemu ane khitbah ahh”. Ujarku bercanda., Aku sendiri lupa jawaban dia apa waktu itu.

Selang 2 tahun, akhirnya aku bertemu dengan penulis yang ada di majalah tersebut, dan jujur aku sudah lupa dengan nama penulis di majalah tersebut. Sehingga suatu hari, aku ingin buat acara Bedah Buku KCB “Ketika Cinta Bertasbih”. Alhamdulillah ada akhwat ngasih nomor orang FLP.
“Assalamu’alaykum afwan ini kak tari ya”
“wa’alaykumsalam…bla.bla.bla…
Wkakaka… lucu deh klo inget awal aku bicara ma beliau, gak bakal kepikiran dia akan ada disampingku dan menemani hari2 indahku, berjuang berdua untuk dakwah ilallah.

Setelah berapa lama dari sana, aku gabung dengan komunitas beliau, karena aku mo jadi penulis. Akhirnya aku diterima dan lulus dengan tulisan ala kadarnya dan terkadang bila sang pembaca mendeskribsikan tulisanku. Terlihatlah gambaran seorang Malik menghunuskan pedang. Apalagi klo tulisan dah nyingung ikhwan bermental anjing tak bertanggung jawab karena telah menggoda akhwat. Husshh,,, tuhkan bener kata beliau, aku suka ngamuk klo inget ini.

Setelah 3 bulan bergabung dengan komunitasnya, baru aku sadar, ternyata ini penulis yang aku bilang di atas. Weehhhh,,, kayaknya gak lawan aku nih. Siapa sich dia. Biar aku rajin tahajud, tilawah dan puasa, kayaknya gak bakal deh bias nyamain dia. Gak bisa Cuma modal BISMILLAH, Menikah!!! Seperti di buku2 yang aku baca.

Sehingga suatu malam, ketika aku sedang bersendu rayu dengan Kekasihku, Penguasa alam. Rabb-ku dan Rabb-mu (para pembaca). Aku minta jawaban dari-Nya, mengevaluasi rasaku, mempertanyakan apakah yang kurasakan adalah cinta, dll. Di tengah do’a ponsel ku bergetar, satu SMS dari Abahku (bokap) yang sedang khuruj 40 hari di Thailand. Lagi-lagi beliau mempertanyakan apakah aku sudah memiliki rasa yang kuat terhadap perempuan. Jujur setelah aku balas SMS itu dia meminta aku untuk menikahi sang gadis itu. Dan dengan mengucap hamdalah aku yakin ini jawaban Allah. Subhanallah, cintailah Allah, maka Allah mencintaimu.

Dan dengan tekad serta keyakinan karena Allah, aku mendatangi rumah beliau dengan orang tuaku, setelah meminta izin pada MR. aku tak percaya proposal, karena menjelang proposal turun, ikhwan sudah banyak yang menggoda akhwat. Aku bisa menjadi saksi, bukan hanya satu yang aku tangkap tapi dua, tiga bahkan lebih. Semoga Allah membuka hati para ikhwan ini, dan melindung para akhwat agar iffah-nya tak tergadaikan, dan tak lupa pula agar aku diberi kekuatan tuk istiqomah oleh Rabb semesta alam. Aamiin..

Ni haa blog kawan kamarku

Jumat, 04 Desember 2009

Sang Pengecut

Ini kisah ketika ikut memeriahkan pernikahan salah seorang sahabatku dengan seorang muslimah yang tak diragukan lagi ke-muntijahan-nya. Sehari setelah acara Walimatul Ursy. Sang saudaraku ini sedikit cerita bahwa ada sebuah SMS dari seorang lelaki yang berencana untuk melamar istrinya dalam beberapa bulan ke depan.


Wogh, sedemikian darahku berdesir ingin tahu siapa lelaki yang mendapat julukan ikhwan itu. Ingin sekali aku menendang wajahnya seperti yang aku lakukan pada seorang teman – yg berjuluk ikhwan juga – kasus ada disini.

Beginilah para pecundang bertopeng celana congklang, mushaf ditangan, janggut bermeter-meter. Aku ingat kata MR-ku yang sedang doctoral di UKM Malaysia, lebih dahsyat dan berbahaya gaya ikhwan menggaet akhwat dari pada cowok ‘ammah, karena mereka menggunakan tausyiah2 dan hadits2, mereka lupa pada ayat ini;




Dan janganlah kamu Campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui. (QS.2:42)


Lain lagi ungkapan ustadz Rozak, ketika memberi taujih tentang menimalisir VMJ di LDK kampusku, dengan wajah merah, dia geram dengan ikhwan yang selalu mengirimin akhwat SMS Tausyiah. Siapa yang menjamin hati akhwat tak tergoda??? Siapa yang menjamin bahwa keimanan mereka tidak terganggu?? Sang ustadz dengan gamblang di depan majelis yang penuh dengan ikhwan dan akhwat, berseru “Akhwat hati2 jangan terperangkap dengan jaring tausyiah para ikhwan”.


Sungguh hati akhwat itu lembut, maka jangan ganggu mereka, biarkan mereka berdakwah dengan penuh keistiqomahan dengan hati dihiasi cinta kepada Rabb-nya! Menikahlah jangan menjadi pengecut, adakah kata lain yang lebih baik buat kalian para ikhwan pelaku demikian selain kata pengecut???


Akhwat, jangan sampai iffah kalian tergadaikan dengan harga Rp. 88 /SMS, bila engkau hendak bertanya tentang hadits/pemecahan masih banyak akhwat di sisi kalian, bila mereka tak tahu, maka masih ada MR kalian, bilapun mereka tak tahu masih ada asatidz2 kita.


Cuma teringet waktu nasehatin adik gadisku “Dek, hati2 cowok itu anjing mereka punya banyak cara menaklukkan kita”, so ikhwan kan cowok tuuuh??? Nah ikhwan yang melakukan hal demikian, maaf, aku samakan dengan statement diatas, apalagi sampai menggantung akhwat dan membuat mereka berdiri di dua persimpangan. Menunggu jodoh dari MR atau menanti kepastian dari IKHWAN PENGGODA nan Banci bin pengecut ini. Terus Murnikan Dakwah untuk-Nya!!!



Ikuti Artikel ini


Satu lagi
No Copyright@

Hak Cipta Dilindungi Allah SWT, Bila Ada Salah Kata Mohon Dimaafkan. Lagi Belajar sich ^_^
Diterima Cacian, Makian, Saran dan Kritik
Email: abu.aifah1@gmail.com
CP/Whatsapp :
0821-7816-9560

KPR Non Ribawi Jambi

 

.:: Inspirasi Bang Malik ::. Published @ 2014 by Bang Malik

Blogger Templates