Sabtu, 19 Desember 2009

Menggapai Cinta

Mecintai lawan jenis adalah sebuah sunnatullah serta karunia dari Allah SWT yang menandakan bahwa kita “normal” dan memiliki sifat khusus manusia. Karena hanya manusia berperilaku binatanglah yang bilamana dia cenderung menyukai sesama jenis (baca:Homoseksual). Tiada ungkapan lain selain rasa syukur terhadap Sang Pemilik cinta.


Rasa cinta adalah sebuah karunia terindah dari Allah SWT kepada setiap hamba-Nya. Karena dengan cinta hidup akan terasa indah, tenteram dan damai. Cinta seyogyanya kita letakkan dan kita sikapi dengan penuh kemuliaan lagi kesucian, karena sama kita ketahui dari mana ia berasal.


Banyak umat manusia mengatakan ia seorang pecinta, namun perilakunya jauh dari sifat cinta itu sendiri. Cintanya membawa ia pada perilaku celaka lagi hina. Padahal cinta itu seyogyanya adalah sesuatu hal yang menyelamatkan lagi menenteramkan sang pecinta.


Di dalam agama yang suci ini, perasaan cinta adalah perasaan yang dibenarkan oleh Allah SWT, ada tiga kategori cinta yang harus kita bina di dalam kehidupan sebagai umat manusia. Pertama, cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Kedua, cinta kepada manusia, dan yang ketiga cinta kepada harta duniawi (baca:menjaga).


Cinta yang hakiki adalah cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, sedangkan cinta kepada manusia dan harta adalah bentuk cobaan dari Allah SWT untuk menentukan kadar keimanan kita terhadap-Nya, apakah cinta kita melebihi cinta kita kepada-Nya. Sungguh cinta kepada selain Allah SWT adalah berlaku hanya untuk sementara, pun kepada suami atau istri kita, sebab ia bergantung pada keadaan atau moment.


Namun bukan berarti kita tidak boleh mencinta yang lain –manusia–, hal tersebut dibenarkan, tetapi haruslah ia dibina atas dasar cinta karena Allah. Oleh sebab Allah yang menciptakan insan yang kita cintai itu. Oleh karena itu kecintaan kita kepada manusia sepatutnyalah menjadi wadah untuk mendapatkan keredhoan Allah SWT.


Pertanyaannya, bagaimana kita mengaplikasikan cinta kita kepada manusia? Pertama, kita harus senantiasa mendahului kehendak Allah SWT sebelum kita penuhi kehendak orang yang kita cintai. Kedua, cinta kepada manusia haruslah berlandaskan kepada syari’at dan ajaran Islam, jangan sama kita celaka dibuatnya sehingga kita terperosok pada hubungan haram berlabel pacaran, bahkan terjerumus dalam perzinahan.


Maka dari itu landaskan cinta karena Allah iringi ia dengan perilaku akhlahkul karimah sesuai dengan kepribadian islam itu sendiri. Kemudian evaluasi selalu cinta kita, luruskan terus niatnya, jangan sampai ia berubah dari niat suci berubah menjadi memperturuti hawa nafsu belaka.

Petaka “Cinta”


Tidak bisa dipungkiri cinta juga terkadang membawa petaka kepada sang pecinta, dikarenakan ulah mereka salah meletakkan makna cinta. Bermula dari pandangan mata dari sekadar rasa simpati, terbawa hingga ke alam bawah sadar dan munculah rasa cinta. Wajar hal yang sangat wajar. Tetapi ia menjadi kurang ajar manakala ia kita aplikasikan dengan menikmati kegenita-kegenitan yang melenakan.


Tak jarang, petaka ini muncul di tengah para aktivis dakwah, ketika umur telah sampai di ujung usia pernikahan, mereka rela menjatuhkan iffah mereka (khusus akhwat), dari da’i menjadi penggoda (khusus ikhwan).


Da’i penggoda ini dengan gagah dan penuh kepercayaan diri yang tinggi mengoleksi contact person dari tim kaderisasi, kemudian bak ahli fuqoha’ dan Muhaditsin, sang Da’i penggoda ini menyebar SMS kepada para muslimah, dengan dalih “berbagi” tapi sebaliknya hal tersebut tak ubahnya topeng belaka, bak zionis Yahudi selalu ada “Black Campaign” di setiap tindakan mereka yang tampak “Positif” bila dilihat dari luar.


Berdasarkan pengakuan dari beberapa sumber banyak muslimah (akhowat) yang cemas terhadap hal ini, namun tak sedikit yang akhirnya menikmati dan kemudian saling berbalas SMS, dari mengirim tanya jawab, hingga saling mengirim hal-hal yang tak penting, nahasnya sang da’i penggoda ini berani mengirim sesuata yang tak penting, dari photo hingga lagu-lagu MP3, sebab apa? Karena lemahnya jiwa sang akhwat, sehingga da’i penggoda ini berani melakukan hal demikian. Sekali lagi alasannya adalah “berbagi”.


Siapakah yang patut disalahkan? Ikhwankah atau akhwatkah? Keduanya salah dalam kasus ini. Ikhwan pasti semua tahu bahwa se-militan apapun seorang muslimah bila diberi perhatian khusus dan spesial pastilah tak sedikit dari mereka yang berbunga-bunga, karena sunnatullah mereka diberi jiwa yang lembut, karena jiwa lembut mereka diciptakan Allah SWT adalah untuk menenteramkan hati suaminya kelak, bukan untuk menikmati kegenita-kegenitan yang dipancing oleh para da’i penggoda ini. Disinilah cinta itu berubah dari rahmat dan karunia Allah menjadi petaka. Terhambatnya dakwah, lunturnya iffah para muslimah, hilangnya ghiroh dakwah para da’i muda ketika usia telah sampai pada masanya untuk menikah. Bersabarlah akhi wa ukhti, ingatlah apa yang Allah SWT janjikan untuk kita;


“wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga).”(QS.24:26)


Apakah kita tidak yakin dengan janji Allah ini? Sehingga kita rela melunturkan iffah kita, sehingga kita rela merusak dakwah kita. Percayalah Allah bersama kita, Allah tidak akan dzolim kepada hamba-hamba-Nya yang senantiasa istiqomah berada di jalan-Nya. Saudaraku, mari mulai dari sekarang kita saling menjaga ruhiyah kita, berjuang bersama dalam dakwah. Insya Allah, bidadari dan pangeran-pangeran syurga itu akan datang kepada kita. Dan pastinya perayaan cinta itu akan kita nikmati jua. Allahu Akbar!!!

18+

Alhamdulillah berdasarkan hasil perhitungan kami berdua – aku dan kawanku – kita sudah melewati +/-18 hari menjadi sepasang suami istri yang insya Allah diridhoi dan dirahmati Allah SWT.

Ada banyak momen-momen yang telah kami lalui, dari kemesraan dan kemasaman. Hehe,, manis asem asin rame rasanya, githu deh yang kami lalui. Ummhh.. mo nulis apa ya perasaan liat dia enak bener nulis tentang kisah 18+ ini.

Setidaknya aku sudah tau watak temenku ini dari semenjak menjadi jundinya. Dia keras orangnya dan bisa dilihat dari pola pikirnya didalam khazanah keIslaman. Kalau orang sok moderat kayak rombongan anjing-anjing yahudi di Utan Kayu itu, pasti kawanku ini dituding Radikal en Ekstrim,,, gpp cinta, penilaian orang gak bikin kita mati kok ;).

Ahhh, aku gak jadi nulis 18+ lah, karena sudah terwakili oleh tulisan beliau, sekarang mo cerita aja tentang awal kisah dari pertama ketemu dia hingga dapat menjalani hari2 sebagai suami istri sampai tulisan ini diterbitkan.

Syarifah Lestari yang kukenal ini awalnya dari sebuah tulisan di Majalah Sabili. Aku tertegun dan sangat tersentuh sekali dengan tulisannya berjudul “nge-take bukan khitbah”. Lupa gmn aslinya tulisan itu, karena klo gak salah sekitar tahun 2007 lah. Dihadapan temanku yang bernama Andhika Arnoldy –mungkin dia lupa aku pernah bilang ini- “akh, penulisnya orang jambi, akhwat kayaknyo, klo ketemu ane khitbah ahh”. Ujarku bercanda., Aku sendiri lupa jawaban dia apa waktu itu.

Selang 2 tahun, akhirnya aku bertemu dengan penulis yang ada di majalah tersebut, dan jujur aku sudah lupa dengan nama penulis di majalah tersebut. Sehingga suatu hari, aku ingin buat acara Bedah Buku KCB “Ketika Cinta Bertasbih”. Alhamdulillah ada akhwat ngasih nomor orang FLP.
“Assalamu’alaykum afwan ini kak tari ya”
“wa’alaykumsalam…bla.bla.bla…
Wkakaka… lucu deh klo inget awal aku bicara ma beliau, gak bakal kepikiran dia akan ada disampingku dan menemani hari2 indahku, berjuang berdua untuk dakwah ilallah.

Setelah berapa lama dari sana, aku gabung dengan komunitas beliau, karena aku mo jadi penulis. Akhirnya aku diterima dan lulus dengan tulisan ala kadarnya dan terkadang bila sang pembaca mendeskribsikan tulisanku. Terlihatlah gambaran seorang Malik menghunuskan pedang. Apalagi klo tulisan dah nyingung ikhwan bermental anjing tak bertanggung jawab karena telah menggoda akhwat. Husshh,,, tuhkan bener kata beliau, aku suka ngamuk klo inget ini.

Setelah 3 bulan bergabung dengan komunitasnya, baru aku sadar, ternyata ini penulis yang aku bilang di atas. Weehhhh,,, kayaknya gak lawan aku nih. Siapa sich dia. Biar aku rajin tahajud, tilawah dan puasa, kayaknya gak bakal deh bias nyamain dia. Gak bisa Cuma modal BISMILLAH, Menikah!!! Seperti di buku2 yang aku baca.

Sehingga suatu malam, ketika aku sedang bersendu rayu dengan Kekasihku, Penguasa alam. Rabb-ku dan Rabb-mu (para pembaca). Aku minta jawaban dari-Nya, mengevaluasi rasaku, mempertanyakan apakah yang kurasakan adalah cinta, dll. Di tengah do’a ponsel ku bergetar, satu SMS dari Abahku (bokap) yang sedang khuruj 40 hari di Thailand. Lagi-lagi beliau mempertanyakan apakah aku sudah memiliki rasa yang kuat terhadap perempuan. Jujur setelah aku balas SMS itu dia meminta aku untuk menikahi sang gadis itu. Dan dengan mengucap hamdalah aku yakin ini jawaban Allah. Subhanallah, cintailah Allah, maka Allah mencintaimu.

Dan dengan tekad serta keyakinan karena Allah, aku mendatangi rumah beliau dengan orang tuaku, setelah meminta izin pada MR. aku tak percaya proposal, karena menjelang proposal turun, ikhwan sudah banyak yang menggoda akhwat. Aku bisa menjadi saksi, bukan hanya satu yang aku tangkap tapi dua, tiga bahkan lebih. Semoga Allah membuka hati para ikhwan ini, dan melindung para akhwat agar iffah-nya tak tergadaikan, dan tak lupa pula agar aku diberi kekuatan tuk istiqomah oleh Rabb semesta alam. Aamiin..

Ni haa blog kawan kamarku

Jumat, 04 Desember 2009

Sang Pengecut

Ini kisah ketika ikut memeriahkan pernikahan salah seorang sahabatku dengan seorang muslimah yang tak diragukan lagi ke-muntijahan-nya. Sehari setelah acara Walimatul Ursy. Sang saudaraku ini sedikit cerita bahwa ada sebuah SMS dari seorang lelaki yang berencana untuk melamar istrinya dalam beberapa bulan ke depan.


Wogh, sedemikian darahku berdesir ingin tahu siapa lelaki yang mendapat julukan ikhwan itu. Ingin sekali aku menendang wajahnya seperti yang aku lakukan pada seorang teman – yg berjuluk ikhwan juga – kasus ada disini.

Beginilah para pecundang bertopeng celana congklang, mushaf ditangan, janggut bermeter-meter. Aku ingat kata MR-ku yang sedang doctoral di UKM Malaysia, lebih dahsyat dan berbahaya gaya ikhwan menggaet akhwat dari pada cowok ‘ammah, karena mereka menggunakan tausyiah2 dan hadits2, mereka lupa pada ayat ini;




Dan janganlah kamu Campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui. (QS.2:42)


Lain lagi ungkapan ustadz Rozak, ketika memberi taujih tentang menimalisir VMJ di LDK kampusku, dengan wajah merah, dia geram dengan ikhwan yang selalu mengirimin akhwat SMS Tausyiah. Siapa yang menjamin hati akhwat tak tergoda??? Siapa yang menjamin bahwa keimanan mereka tidak terganggu?? Sang ustadz dengan gamblang di depan majelis yang penuh dengan ikhwan dan akhwat, berseru “Akhwat hati2 jangan terperangkap dengan jaring tausyiah para ikhwan”.


Sungguh hati akhwat itu lembut, maka jangan ganggu mereka, biarkan mereka berdakwah dengan penuh keistiqomahan dengan hati dihiasi cinta kepada Rabb-nya! Menikahlah jangan menjadi pengecut, adakah kata lain yang lebih baik buat kalian para ikhwan pelaku demikian selain kata pengecut???


Akhwat, jangan sampai iffah kalian tergadaikan dengan harga Rp. 88 /SMS, bila engkau hendak bertanya tentang hadits/pemecahan masih banyak akhwat di sisi kalian, bila mereka tak tahu, maka masih ada MR kalian, bilapun mereka tak tahu masih ada asatidz2 kita.


Cuma teringet waktu nasehatin adik gadisku “Dek, hati2 cowok itu anjing mereka punya banyak cara menaklukkan kita”, so ikhwan kan cowok tuuuh??? Nah ikhwan yang melakukan hal demikian, maaf, aku samakan dengan statement diatas, apalagi sampai menggantung akhwat dan membuat mereka berdiri di dua persimpangan. Menunggu jodoh dari MR atau menanti kepastian dari IKHWAN PENGGODA nan Banci bin pengecut ini. Terus Murnikan Dakwah untuk-Nya!!!



Ikuti Artikel ini


Satu lagi

Sabtu, 03 Oktober 2009

Nusantaraku, Nusantaramu, Nusantara Kita

Ini (Nusantara) adalah forum yang terlahir karena forum Induk Indonesia di Friendster hilang tanpa jejak. Dari tahun 2006 persahabatan yang terjalin di Forum Indonesia menghasilkan embrio keluarga kecil bernama Edanche dengan aku sbg sesepuh. Hingga skrg persahabatan itu tetap terjaga, dan berada dalam Forum Nusantara FS.

Dulu rejeki melimpah, tapi habis dihumbar kemana-mana... Jambi-Depok mah kayak pulang hari aja... sekarang baru tau!!! Keteteran...

Oktober ini Milad (HUT) Group persatuan kami. Tahun lalu kami rayakan di Monas, Jakarta…. Ini dia photo2nya. Sekadar mengenang kembali

Love, Live, Laugh : Hidup jangan dibawa susah, ada orang yang mencitai kita, hidup untuk kita, dan tertawa bahagia bersama kita (Slogan aku yang milihin)



Photo bareng saudaraku, Panji Nadiasa, anak Psikolog Senior kenamaan UI Bapak. Alm. Drs. Sartono Mukadis... Senyum kami sama2 manis yak ? wkakak


3 Serangkai Grup Nusantara, Panji (Vice President Group), Sulthan Malik (Advisor Grup-katanya-), Andi Rahadi (Abnon Jkt. Founding and President Group Nusantara)

Woyyy... Lik!!! Bukan IAIN STS Jambi nih,, tampang serem amat!!!
Mulai dah sok ngaturnya!!!

Diskusi bahas grup ke


Persiapan depan pintu Monas... menuju ke bawah tanah...

Breakkkk........!!!

Pasang aksi lagi Pak!!!

Jin alias kuncen Group Nusantara... emang tampang Jin semua nich!!!



Kenapa MaliQ en Malikers? Karena aku terkenal siiichh... aku kan fleksibel orangnya... (ada yang mau muntah?? yiuukk!)
Oiya... itu kesannya bahuku dipegang, padahal nggak!!!

Akankah kebersamaan terus terjaga
Happy Milad ke-2

Menjadi Mahasiswa Super Power

Menjadi Mahasiswa Super Power
By: Sulthan Malik Abdullah

Welcome to the journet of live, bro en sister mahasiswa baru IAIN STS Jambi, salam hangat dari kami Keluarga Besar LDK Al Uswah IAIN STS Jambi. Tempat dimana teman-teman hadir untuk sama-sama melihat dunia baru, sebagai seorang mahasiswa, wow… klo dulunya kita hanya bergelar siswa dengan baju putih abu-abu, sekarang kita akan masuk ke dalam dunia belantara kehidupan nyata. Sebagai pionir anak bangsa yang membuat perubahan untuk diri, dan bangsanya. Allahu Akbar!!!

Sudah baca bukan judul diatas, yang sekaligus merupakan tema acara PENAKU ke-V ini? Yo i, kita semua akan digiring (bukan Giring Nidji lho) menjadi mahasiswa Super Power. Super Power yang bukan hanya klaim semata, tapi menjadi sebuah proses kita menuju mahasiswa yang mengedepankan intelegensi dan moral.

Mahasiswa Super Power, rada berat nih temanya, karena yang nulis buletin ini belum tentu masuk kategori mahasiswa super power. Yuk, kita lihat makna sebenarnya mahasiswa itu. Ini dia empat makna mahasiswa sebenarnya, silakan ambil sesuai dengan selera teman-teman, hehe…

1. Mahasiswa itu adalah golongan kaum terpelajar yang berada atau menduduki tingkatan atas civitas akademika sehingga mereka telah dilengkapi dengan tingkat kemandirian yang tinggi , berwawasan luas, dapat mengatur dirinya sendiri dengan baik karena lamanya proses pendidikan yang mereka tempuh atau alami.

Mungkin ada pula yang seperti ini:

2. Mahasiswa adalah Sekelompok individu yang menimba ilmu jauh dari kota kelahirannya sehingga dia harus memiliki sifat tanggung jawab yang tinggi , pandai memenej waktunya dan tingkat kemandirian yang tinggi pula.

Mungkin ada juga yang berpikiran begini

3. Mahasiswa adalah golongan kaum elit yang biasanya berpenampilan wah atau parlente dengan kendaraan yang wah pula. (padahal ntu kendaraan masih ngenten ma ortu.. hihi)

Ataupun malah ada yang memiliki pikiran begini

4. Mahasiwa adalah sekelompok individu yang terlalu idealis sehingga saking terlalu idealisnya terkadang mereka tidak menyadari bahwa mereka telah disusupi oleh oknum – oknum yang tidak bertanggung jawab sehingga mudah diarahkan oleh mereka nantinya.

Keempat devinisi diatas sangatlah benar adanya. Kenapa saya mengatakan demikian?? Karena saya baca… hehe… kita sante aja ya!

Teman-teman nanti ke depan akan melihat, tingkah polah unik mahasiswa-mahasiswa semester atas, keempat devinisi liar diatas akan terbukti dengan sendirinya. Tinggal teman-teman memilih mana yang bisa kamu contoh dari mereka. Bila kamu bisa membedakan mana yang patut dicontoh dan mana yang tidak, itulah dia Mahasiswa Super Power, tidak larut dalam pergaulan dan antropologi mahasiswa liar yang ada di kampus biru tercinta ini (IAIN STS Jambi).

Kemudian, Mahasiswa Super Power adalah manusia yang tentunya tidak akan membiarkan identitas dirinya terkoyak, apalagi sebagai Mahasiswa Muslim. Dia tidak akan rela agamanya terus ternista di mata orang-orang yang tidak menyukai agamanya. Pergaulan bebas, Narkoba, de el el, menjadi teman sejati teman-teman.

Mahasiswa Muslim Super Power, tentunya akan selalu berusaha untuk tidak terjebak dan terlalu terlena dengan RoDa-isme ( Romantisme, Dugemisme dan Apatisme). Berbangga diri dengan budaya westernisasi, sambil bersusah payah menghapus jati diri agama kita yang mulia. Itu semua tak terlepas dari arus globalisasi yang mengalir masuk cukup deras pada negara yang paling kita cintai ini seakan – akan bangsa kita ini tidak memiliki filter yang dapat menyaring budaya – budaya dari luar. Semuanya kita terima , kita adopsi dalam berbagai kehidupan sehari – hari. Selain itu mayoritas mahasiswa sekarang ini berada jauh dari nilai-nilai moral Agamanya. Semua lepas kontrol, lupa pada identitas sebenarnya.

Mahasiswa Muslim Super Power adalah mahasiswa yang juga menyadari peranannya, apakah peranan seorang Mahasiswa?

- Succes (Sukses)
Kamu memang berniat dari hati yang terdalem...lem....leeem, pergi jauh dari kampung dan meninggalkan orang tua hanya untuk menjadi orang yang sukses. Sukses dunia dan sukses di akhirat. Mau tau rumusnya? Tanyakan pada Galileo! Rumusnya adalah niat dari dalam hati kamu, lalu untuk lebih menguatkan, perbanyak diskusi kepada orang-orang yang sukses dalam hal akademisi, organisatoris, dan Islamis.

Kalau sudah seperti itu, Insya Allah, Ibunda dan Ayahanda di kampung akan bangga melihat kita menjadi Mahasiswa yang sukses dan berakhlakul karimah. Karena tidak bisa kita dikatakan sukses pabila ternyata kita tidak memiliki sifat akhlakul karimah... betul kan, betul donk!!!

Ada satu sya’ir yang dinyanyikan oleh seorang Trainer sekaligus Enterpreuner, Ipho Santosa, gini nich sya’irnya ” AKU TERLAHIR TUK JADI PEMENANG, TAKKAN PERNAH TERFIKIR TUK JADI PECUNDANG”. Ingat, Allah menurunkan kita ke muka bumi ini adalah untuk menjadi seorang PEMENANG. Allahu Akbar!!!

- Clever (Pinter or Cerdas)
Nah ini die nich bagian terpenting dari Mahasiswa yang Super Power. Temen-temen sudah baca diatas bukan
? berbagai karakter ajaib Mahasiswa yang akan temen-temen saksika ketika sudah mulai aktif kuliah.

Mahasiswa Super Power, dia akan cerdas memilih lingkungan yang dapat mendukung cita-citanya kuliah di IAIN ini. Dia tidak akan menyia-nyiakan segala biaya yang dikeluarkan oleh orang tua untuk aktivitas-aktivitas yang sia-sia.

Dia akan mampu memilih mana orang yang bisa memberikan pengaruh postif bagi dirinya, dan mana orang-orang yang justru menjatuhkannya ke dalam lingkungan yang menyesatkan, yang berujung pada kekecewaan orang tuanya. Ingat, Lebih Cepat Lebih Baik. Jangan pernah kita terjebak pada kesenangan duniawi semu yang dibawa oleh orang-orang bermental perusak. Penulis percaya, temen-temen yang sedang membaca disini adalah orang-orang yang Dahsyat!!! Takbir yiuuukk... Allahu Akbar!!!

- Potential (Potensial or Berpotensi)
Kita harus menyadari, pada dasarnya kita adalah manusia yang diberikan oleh Allah SWT dengan ribuan bahkan jutaan potensi yang ada dalam diri kita. Adalah kewajiban kita mencoba menggali itu semua.

Potensi menjadi makhluk Allah yang Sholeh dan Sholehah adalah salah satunya. Pernah baca buku yang berjudul, ”TEMUKAN DIRIMU DALAM MENTORING”, nah melalui mentoring inilah nantinya potensi dalam diri kita akan digali bersama-sama. Maka teman-teman, mari kita ramaikan mentoring yang ke depan akan kalian ikuti. Di jamin, Insya Allah, kebahagiaan dunia yang diridhoi oleh Allah SWT akan kita dapatkan. Mari kita takbir kembali... Allahu Akbar!!!

- Aware (Sadar or Insaf)
Kata nabi Muhammad SAW tokoh revolusioner sejati, yang tidak pernah menjauhkan agama dari dalam setiap sendi kehidupannya, berkata, bahwasanya semua anak Adam itu berpotensi memiliki kesalahan, tetapi sebaik-baik mereka adalah yang selalu memperbaiki dirinya. Tul nggaaakk? Betul donk!

Nah, kawan-kawan, kita harus menyadari bahwa kita sudah menjadi mahasiswa, kaum intelektual, apalagi kita seorang muslim. Maka sudah pasti langsung maupun secara tidak langsung perilaku kita akan dicontoh oleh orang lain.

Maka dari itu, Mahasiswa Super Power mereka sadar akan posisinya, mereka akan merubah perilaku buruk mereka menjadi perilaku yang baik, yang sedap dipandang mata, yang gaul tapi syar’i, yang funky tapi syar’i. Tutur kata selalu mengarah untuk melakukan perbaikin diri maupun orang lain. Lagi-lagi... mentoring adalah fasilitas kita untuk benar-benar menyadarkan diri kita, jangan sampai kejahiliyahan masih menghiasi kehidupan kita, yang katanya berada dalam dunia modern.

Mahasiswa Muslim Super Power yang mengaku hidup di zaman modern, dia pasti sadar, bahwa orang yang mengaku modern itu hidupnya akan selalu selaras dengan aturan agama. No Pergaulan Bebas, No Drugs, dan kalau perlu NO SMOKING ya.. hihi kayak di ruangannya aja... eehh tapi bener lho, kalau kita bisa melihat ruangan dalam paru-paru kita, kali ajakan ada bacaan NO SMOKING.. hehe...

Nah intinya... busyyeett, sepanjang ini baru sekarang intinya. Intinya adalah Mahasiswa Super Power adalah seperti yang digambarkan diatas ntu. Maukan?? Mau donk. Yiiuuukkk ikut mentoring bareng LDK. Di jamin seru... mari takbir bersama... Allahu Akbar!!! Semoga Allah SWT meridhoi kita semua. Salam Ukhuwah Fillah dari LDK Al Uswah IAIN STS Jambi. Semoga Menjadi Mahasiswa SUPER POWER.. Aamiin. Wallahu a’lam.

Da'i atau Hakim?

Malam ini, seharusnya bukan tulisan ini yg kuposting, aku mau nyelesein sebuah tulisan tentang mahasiswa. Tetapi ada sebuah berita yang serasa disambar petir aku mendengarnya.


Dari dulu, aku selalu tidak masalah bila sebuah isu buruk hanya menimpa diriku pribadi, tidak menimpa saudaraku yang lain – dalam artian mereka kecipratan –, contoh ; “ ehh, akh malik dengan ukh fulanah kyknya pacaran lho”, kalo Cuma namaku yang disebut aku terima, biar Allah yang balas, tapi kalau menimpa fihak lain, maka secara tidak sadar aku mengutuk mereka dan mengutuk diriku sendiri.


Dulu ada SMS seperti ini dari seorang muslimah, dia masih baru, pun aku begitu. “Masih di kampung, knp, abi kangen ya?” aku tau dia bercanda, dan aku jg tidak pernah terfikir dia bakal seperti itu. Tapi sebagai laki2 aku menganggap dia masih baru, dan kami memang akrab sebelum gabung di tarbiyah, jadi “wajar”. (skrg sdh nggak lagi).


Kemudian, ada sebuah SMS dari seorang muslimah yang kalimat terakhir berbunyi sperti ini “…. Kalau diantara kita masih ada hijab, ajak aku segera mengangkatnya…”. Teman2 ku ikhwan yang lain baca, dan itu ngefek sama mereka. Padahal ujungnya MOHON MAAF LAHIR dan BATHIN. Karena tidak mau dia terkena fitnah, aku langsung klarifikasi. Biarlah aku yg terkesan ke GR-an dari pada muslimah itu dipikir yg tidak2. silakan su’dzhon kpdku, tapi jgn kpd muslimah2 yg lemah hatinya. Kita bukan orang suci, tapi kita orang2 yg sedang berjuang memperbaiki diri.


Siang-malam aku berjuang, mengevaluasi diri dan niat suci, menjaga hati agar tidak terkotori oleh kemauan2 yang dipengaruhi oleh bisikan syetan. Berat, sungguh berat. Kalaulah sajadah bisa bicara, dia akan mengatakan “aku bosan melihat engkau selalu menangis, kenikmatan dari Allah mana yang belum engkau dapatkan hingga engkau selalu bersedih?” lalu, kalaulah tubuh ini bukan ciptaan Allah, tentunya jumlah air dalam tubuhku akan habis. Rabb, lembutkanlah selalu hatiku. Jadikan aku sebagai hamba-Mu yang penyayang.


Sekarang, banyak Da’i telah menjadi Hakim, bercerita pengalaman seakan merekalah orang2 suci. Mereka bisa bicara karena tidak mengalami. Apakah mereka lupa dengan KEHENDAK ALLAH, kita berencana, Allah yang mengaturnya. Kapan baik dan bagaimana baiknya. Allah mencoba sebesar apa perjuangan kita sesungguhnya. Demi Allah, tidak pernah terlintas dalam kepalaku men-take seorang muslimah yang harga dirinya adalah tanggung jawab setiap Muslim.


“masih ingat pada zaman sahabat, ketika seorang pedagang Yahudi menyentuh seorang muslimah, tidak tanggung2, seorang muslim yang melihat itu langsung menghunuskan pedang, dan memenggal tangan sang Yahudi binatang laknatullah itu”


Ya Allah, aku bertanya. Hadiah apa yang sedang Engkau persiapkan untukku. Izinkan aku untuk terus menata diri, menuju insan yang kau inginkan. Aku ingin membangun keluarga syurga. Niat ini sampai ajal menjemput hanya engkau yang tau.


Wahai hakim yang bertopeng da’i, aku ingin mengucapkan kepada kalian; “SELAMAT MENIKMATI DAGING BANGKAI SAUDARA KALIAN SENDIRI”. Kita sama evaluasi diri, ulah kalian ada berapa da’i muda yang bermental banci?? Silakan lukai aku, jangan lukai yang lain.

Jumat, 02 Oktober 2009

Kerinduanku


Photo dia waktu Wisuda TK Mutiara hati... aku ingat kata2 polosnya. SILAKAN KLIK DISINI


Demi Allah, aku rindu adikku. Dia lebaran ikut abangku ke Padang tempat istrinya. Alesan adikku dia kangen ma ponakannya (dia sempet minta ponakan dari aku,, hiKs…). Sumpah, aku nggak tenang2… ni kepala ada aja bahan untuk difikirkan…

Ya Rabb… lindungi intan permataku… dia satu2nya hartaku. Pulang ke rumah terasa sunyi… ini ulah ibuku, yang mengklaim nggak pernah diajak jalan2, sakit hatiku mendengarnya… nggak pernah absent aku ngajakin adikku ini jalan2…

Sayang, abang kangen… cepat pulang ya… hiks…hiks… *mewek lagi dah*

Gempa

Cmz… dari kawan2 forum Nusantara masuk ke Hp dan YM-ku. Nanyain keadaanku pasca gempa. Alhamdulillah baek2 aza, . Tak ketinggalan abangku tersayang yang di Depok (bukan yg di Padang!) nanyain kabar adiknya yang sholeh ini (Aamiin).

Entah musibah apalagi yang mau Allah kasih ke negeri ini. Pemimpin yang dzolim, berpesta pora menghabiskan dana hingga 11 miliar rupiah. Tidak tau mereka banyak anak2 yang terkena busung lapar. Dasar bangsat semua!!! Itu yg namanya partai dakwah ternyata nggak bisa berbuat apa2, ya wajarlah sudah masuk dalam system thogut. Gimana mau ngelawan. Tapi gpp-lah aku terus dukung, karena mereka tetap yang terbaik dari yang terburuk – menurutku – ,Aamiin.

Nulis blog ini juga mau ngingetin SBY, Cuma heran ajha, tiap awal dia mimpin ini negeri selalu di awali dengan bencana. Dulu 3 hari jadi presiden, ketika konvoi dia lewat terjadi tabrakan beruntun di pintu Tol mana aku lupa. Kemudia dilanjutkan dengan Tsunami di NAD, lalu periode kedua ini dia disambut dengan gempa di wilayah Sumatera Barat dan Kerinci (Jambi).

Apakah ini Cobaan atau KARMA si SBY ya? klo emang KARMA mending nge-Plurk yuk Pak!!

“Pocong”

Siapapun nggak akan percaya dengan peristiwa DODOL yang kualami ini, aku sendiri sulit sekali menerimanya, Aneh!!!. Ni cerita malam jum’at kemarin. I’tikaf di Masjid depan Apartemenku sendirian. Dari ba’da isya sehabis ngelepas semua pikiran ke dalam plurk. Aku ngelanjutin tilawah, dan bermanja-manjaan dengan-Nya, setelah mata ini perih, pegal entah berapa galon yang sudah tertumpah, dengan sendirinya aku terlelap dalam keadaan duduk. Around 15 menitan aku bangun, ambil wudhu’ lagi, baru tidur beneran, sekitar setengah satu malam.

Trus kaitannya ama “POCONG” apaan. Nah, sebelum tidur aku minta dibangunan sama Yayang, eh dibangunin githu. Pada saat aku bangun, aku mendadak keheranan, di sekitarku ada 2 pocong sedang terbaring di dalam Masjid ( dijamin nggak percaya ). Entahlah halusinasi atau tidak, yang jelas aku memejamkan mata sembari menggelengkan kepala, ketika membuka mata kembali, tinggal satu sosok, dan itu di dekat mimbar masjid. Huaahhh… asli nggak jadi bangun. Aku merem lagi. Bangun2 sudah adzan shubuh.

Yang nggak percaya silakan, nggak apa2, aku juga jadi gila klo ngingetnya. Jadi inget peristiwa dua tahun yang lalu, waktu masih tinggal sama nyokap. Jam setengah 2 malem aku bangun, mandi dan berangkat ke Masjid deket rumah di lorong Arizona, daerah Mayang tempat tinggalku. Niat mau sholat tahajud dan minta apa yang mau aku pinta – banyak minta dari pada nyembah!!! – perlahan pintu masjid kubuka, angin malam terasa menusuk hingga ke tulang sumsumku, tirai putih (kain hijab) berayun-ayun, tapi aku cuek.

Sholat Sunnah Wudhu, Sholat Tahiyatul Masjid, dan kemudian kusambung sholat tahajud. Aku merasa khusyu’, aku merasa Dia hadir, karena dada dan darahku semakin lama semakin terasa deras gemuruhnya – yang beriman pasti pernah merasakannya –, singkat cerita, pada saat tahiyat akhir, aku ngerasa bulu romaku berdiri, dan ketika aku mengucapkan salam pertama, sekonyong-konyong, di belakangku aku mendengar suara “ Allahu Akbar”, suara itu jernih sekali, aku lihat nggak ada orang, mau tau kejadiaan berikutnya apa? Aku pulang ke rumah, do’a aku sambung di rumah, jujur aku jadi gemetaran. Sedangkan malam jum’at kemarin entahlah apa maksud seonggok kain putih itu terbujur dekat mimbar.

Ya Allah, bila mau ambil aku, segerakan ya Allah, lemparkan kemana hendak Engkau lemparkan aku. Dari pada aku harus menjadi noda dalam kehidupan orang lain di dunia ini. Bismillah, aku siap!!! Allahu Akbar... yang kuharap jangan matikan aku dalam keadaan su’ul khotimah. Engkau menjadi saksi abadi, bagaimana beratnya perjuanganku menjaga hati, agar Engkau tetap menjadi penghuni tunggal singgasana hatiku.


====
PS: aku tidak melihat wajah “pocong” (hanya kain bundelan, tapi seperti ada isinya) itu, karena penglihatan pertama, yang satu menghadap ke langit2 masjid, dan yang satu membelakangiku. Penglihatan kedua, posisinya menghadap kelangit2 masjid dan di dekat mimbar. Huaah... jujur pembaca, aku bisa jadi gila ngingetnya... aku paling nggak percaya yang beginian. Pertanda apa ini semua?? dooohhh Gustiii.....

Senin, 28 September 2009

Antara Ada dan Tiada

“Ayahanda, kenapalah nasib Ananda seperti ini, sungguh, ananda tidak kuat Ayahanda.” Hanif mencoba kuat, ketika mengadukan kondisinya kepada sang Ayahandanya.

“Ananda, mujahid bukan?” dari jauh terdengar tanya dari Ayahandanya. “Mujahid harus kuat sayang, dia akan siap menghadapi segala tantangan yang datang dari luuar maupun dari dalam dirinya.” Nasihat lembut yang justru semakin menderaskan air mata Hanif.

“Iya Ayahanda, Hanif ini mujahid, tapi mujahid itu manusia juga, Ayahanda!”

“Ingat lah sayang, Ananda bukan hanya mujahid, tapi seorang da’i, tidak ingatkah Allah berkata di dalam surat cinta-Nya. Laa yukallifullahu nafsan illa wus’aha.” Jawaban dari sang Ayahanda semakin mengiris dalam dada dan ulu hati Hanif. Kerinduan kepada Ayahandanya, kekecewaan kepada keluarga yang ada bersamanya saat ini semakin menderaskan air matanya.

“Tapi Ayahanda. Ananda sudah bosan rasanya menghibur diri. Mereka mengira tawa ini adalah tawa ikhlas, mereka tidak tau hati nanda selalu menangis, bilamana diri ini tak beriman ananda ingin mati saja.” Jawab Hanif dengan bibir yang semakin kelu.

“Istighfar sayang, adakah Umar pernah berucap demikian? Hiburlah dirimu! Ayahanda percaya, ananda bisa, karena dalam darah ananda ada darah Ayahanda.” Ujarnya…

“Janganlah sesekali berlepas dari rahmat Allah subhanahu wa ta’ala. Dia sayang pada Ananda, tanya pada diri ananda, terlalu banyak nikmat Allah untuk kita berlaku sedih.” Tambahnya.

Hanif terus menangis, apa yang ingin dia sampaikan sebenarnya tidaklah patut sang Ayahanda mengetahuinya. Dia sedang bingung, antara membela sang ibu atau sang ayah tirinya. Semakin lebamlah kantung matanya. Hanif sudah tak sanggup bicara lagi, perihnya mata semakin membuatnya tak bisa terlelap.

“Dengarlah sayang, ambillah pelajaran dari setiap permasalahan yang ada di depan mata, hikmahnya, jangan sampai hal buruk yang Ananda lihat terulang dalam hidupmu .”

“Ayahanda tahu masalah apa yang sedang ananda fikirkan. Ingat sayang! Allah cinta padamu… yakinkan dalam dirimu… kuatlah sayang, Ayahanda sayang ananda!” tambahnya

Hanif semakin seperti anak kecil, dia ingin sekali memeluk Ayahandanya, tapi apalah daya, mereka sudah berjauhan. Hanif hanya bisa berteriak, dia merasa kelemahan dalam dirinya semakin nyata. “

“Allah, berikan kekuatan kepadaku, karena hanya Engkau tempatku memohon.” Ujarnya sembari menatap langit malam, mushaf yang mulai lusuh itu kembali dia rengkuh dan bersenandung bersama-Nya.

Minggu, 27 September 2009

(Diary) Hari Ini "Malam Mingguan"

Abis tilawah ba’da maghrib, aku langsung buka-bukaan. Bukan baju, kain sarung, dan buka semua yang perlu dibuka. Rencana menurut schedule-ku, aku akan silaturahim ke rumah murid les privatku di daerah pasar Kota Jambi.

Seperti biasa dengan gaya yang paling maksimal, celana dasar item, baju lengan panjang FLP, sendal jepit – bayangin aja, gaya kyk githu dibilang maksimal – . Meluncurlah aku bersama Si Momo, motor kesayanganku yang klo dibawa ngebut serasa pengen terbang, Stang-nya dah mulai goyang, karena jatuh tiga kali – dihukum Allah gara2 dulu itu mengharap sang bidadari menampakkan sosoknya dari balik awan – padahal kan belum pantes ya? Bidadari terooooss otak gue...

Habis dari rumah ntu wali murid, lewat Jembatan Makalam aku meluncur menuju daerah Kebun Kelapa – masih daerah pasar Kota Jambi – kiri kanan jembatan yang indah itu – klo malem – kulihat puluhan pasangan muda-mudi sedang bermesraan dibawah remangnya lampu jalan – duuhh ibu2, bapak2, tega amat sich ngelepasin anak gadis kalian, nggak tau apa, mereka selalu mendapat pelecehan dari si cowok depan umum, eh tapi dasar ceweknya aja yang goblok, perlakuan kayak githu dibilang sayang - .

Sekitar 5 menit sampailah aku di Kebun Kelapa, tapi keburu adzan Isya. So, aku ngejer sholat dulu. Busyyyeeett dahh... ini masjid di tepi jalan, para syetang yang memilik kendaraan bener2 nggak punya otak. Gas mesin seakan-akan sengaja dikeraskan, sehingga makmum-pun tidak dapat mendengar apa yang diucapkan si Imam. Huuhh... susah memang. Dunia.... duniaa... pesonamu membutakan semua... semoga aku tidak terbawa ya Allah... Aamiin..

***

“Lah,,, dengan siapo, Mad?” tanya Mak Uwo-ku (an eleder sister – in – law of my stepfather).
“Dewean be Mak Uwo, Ummi belum balek dari Bungo!” jawabku
“Waaiii... adik lanang dah lamo dak ketemu, kemano be?” tanya seorang perempuan, ponakan Mak Uwo, anak dari One – kakak perempuan Mak Uwo – (One: aku dak tau artinyo, bukan org padang sich, bokap doank).

Yahh,, banyaklah yang aku omong. Abis sungkeman ma mereka. Aku masuk ke rumah Mak Uwoku ini, beliau adalah seorang janda dari Pak Dang-ku – My Stepfather’s elder brother -. Mereka punya satu anak gadis, sudah kerja, kelahiran 1989. Yah, dia sepupu tiriku memang. Tapi wasiat dari Pak Dang tak mungkin aku elakkan, dia ingin aku jaga adik sepupu tiriku ini.
Tapi, saat aku kesana dia tidak ada di rumah. Kata Mak Uwo dia pergi sama cowoknya, maklum malam mingguan. Haiizz... mukaku lansung merah, karena waktu menuju ke rumah ini, aku ngeliat gimana cewek2 terperdaya sedang dilecehkansI depan umum oleh cowok yang katanya mencintai mereka. Tanpa fikir panjang aku telepon sepupu tiriku ini.

“Dek, dimano sekarang”
“lagi di jalan bang, abang apo kabar?”
“Baeklah, abang sekarang di rumah.” Dia rada terkejut dan kebingungan.
“Adek, nak kemano, samo siapo?” tanyaku lagi.
“ nak lebaranan bang, samo kawan.” Jawabnya
“Cowok yang maren kan? Balek Jam berapo, abang tunggu!”
“Mungkin Jam 9 malam, bang.” Jawabnya

Sembari menunggu, aku rada boring. Liat tipi nggak ada yang beres acaranya. Akhirnya aku telepon temenku yang jauh disana (sebenernya emang kangen). Dia tidak tau selama satu jam lebih aku telepon, aku begitu gelisah, naik turun tangga, mikirin adik sepupuan walau tiri, masih di luaran.

Jam sepuluh seperempat dia pulang. Langsung ngelendot ndak jelas, meraih tangan aku dan menempelkannya di pipinya. Dan langsung nanya “Ayuk kok ndak dibawa”. Males nanggepinnya, langsung aja aku ngomel2 dikit. Tapi aku percaya dia nggak ngapa2in. Cuma pesen aku, klo gentel tu cowok, LAMAR ato klo masih mau pacaran, JANGAN BAWA ADEK GUE ke luar rumah. Aku nggak pernah percaya sama yang namanya COWOK. Kalo pada PRIA aku baru percaya!!

======

Sepupu Tiri adalah Non Mahram... aku trauma, dulu awal masuk tarbiyah, dan manhaj ini aku implementasikan, di salah satu keluarga angkat aku di pandang Ghorib – aneh, karena aku nggak mau salaman dengan yang perempuan, kecuali pada nenek – ... Ya Allah, aku lemah, beri aku dan seluruh keluargaku hidayah yang paripurna... Aamiin..

KKN, IAIN STS Jambi

“assalamu’alaykum...” suara dari luar apartemenku, tak kujawab, karena saat itu aku sedang sholat dhuha en rencana mau ngapalin beberapa surat dalam Al Qur’an yang mana aku interest untuk ngapalinnya – sama ayat kok pilih2 – gak gitu kalee...

Suara terus bergema, akhirnya aku keraskan suara takbiratul ihram ku, namun bukannya diem itu orang, pintu malah dibuka, munculah sepasang makhluk hidup berjenis kelamin lanang dan betino, ni orang jambi klo nyebut jenis kelamin manusia.

Jujur saja, sholatku jadi rada terganggu, apalagi itu raka’at pertama. Di luar sudah ada orang yang nunguin aku. Yaaahh mereka itu temen satu kelompok PPL yang bersama bule’ Australia ntu. Akhirnya surat Al Kahfi Cuma aku baca 5 ayat dan seperti pada umumnya, raka’at kedua surat dhuha’.

“Masuklah woi...!!!” ujarku dari dalem.
“Tugas kito sudah lik?? Tanya mereka, cocok banget dah...
“Belum, dak tersetruktur nian, kito banyak ngancok colok (lancang, motong pembicaraan orang), si bule’ belum selesai ngomong, kito lah motong dak jelas. Pening aku... masih dikit lagi belum kelar.” Kataku
“Ya, udahlah, kito selesein di posko kami be, yo”
“Bang, boleh masuk dak” suara seorang wanita yang berdiri di depan pintu.
“Daaak!!” kataku, emang aku rada gila dengan cewek. Gak ade lembut2nya. Ada yang bilang kasarlah, kurang pekalah, dan predikat jelek lainnya. Bodo’ amat, males ngambil muka. Karena bagi aku cowok yg banyak ngambil muka depan cewek itu, cowok nggak beres kebanyakan. Manis di depan, Pahit di Belakang. PENGALAMAN!!!. Nggak tau mereka Malik sebenernya “Tampang Reman, hati Roman. Klo sudah sensi, gak nahhaaann!”

Akhirnya sudah kupindah semua data di komputer ke USB-nya. Aku ada inisiatif, mau ikut ke posko mereka. Nggak ada kerjaan di kamar, baca2 buku tentang pernikahan, yang ada bikin aku kangen mulu menanti kehadiran sang bidadari itu.

Sekitar 20 menitan aku bareng temenku ke tempat posko KKN (Kuliah Kerja Nyata) ato Kukerta. Diiihh,,, disebuah kabupaten perbatasan Kota Jambi. Aku langsung jatuh cinta ama ini desa – Desa Dusun Tuo, klo ndak salah – sejuk niaan... posko mereka adalah rumah panggung yang asri, dikelilingi pohon kelapa, pokoknya bikin iri. Dan masuklah aku ke dalam posko mereka ini.

“Waaahh,,, Abang Maliiiiikkk.” Teriak segerombolan wanita yang di dapur setelah melihat kehadiranku. Sok histeris deh – semoga kalian baca ini :p – ada yang ngiris bawang, ngulek cabe, goreng kentang, tahu, dan tempe.

Semua menjulurkan tangan, aku Cuma bisa ngasih kode bertapa aja. Alias nggak mau salaman ma beda jenis, imanku lemah!!! Yaahh cukup lama ngobrol ma mereka, salah satunya ini;
“bang, KKN di mano?” ujar salah satu mahasiswi satu fakultas denganku
“di simpang kawat.” Jawabku pendek
“Haahh... emang biso KKN di Kota?” tanyanya polos, dasar dodol, yang gak bisa donk non!.
“Bisolah, Kuliah Kerja Nikah,,, huahahahaha.” Pecahlah gelak tawa dalam ruangan itu.
“Haiizzz,,, abang nich dari dulu lah, yang diomongi nikah terus, ntah kapan2 undangan tu datang.” Protes seorang cewek yang laen
“Lah, itu motivasi buat klian be, dari pada jalan beduoan dak jelas, pacaran tigo tahun, kamu dah kemano be tu? Pulsa lah habis berapo, Cubo tabung, ado juga ongkos untuk nikah.” Aku mulai rada sarap, nasehatin orang pintar, modal buat nikah aja masih keteteran. Dasar CINTA!!!.

Ternyata bukan ikhwan saja, klo abis godain akhwat dengan SMS tausyiahnya, mereka lari balik kanan ketika akhwat menantang dia tuk melamar. Ustadzpun ada yang demikian, ada MT-nya yang mau nikah, ehh dia malah pulang kampung – balik kanan, karena nggak pengalaman, otaknya sesak bin penuh dengan kalimat2 teoritis semu, aku yang rencana nikah jadi terlantar, nggak ada aku takutkan selain kemurkaan Allah – . Rasanya nggak terima aku dititipi ke dia. MR-ku yang asli lagi doktoral, mudah2an tahun depan dah selese.

Kembali ke Laptop, tadi pagi ntu, yang aku sayangkan Cuma satu. Mereka satu posko Mahasiswa dan Mahasiswi satu rumah. Si mahasiswa bolak-balik pakek handuk doank lewat depan Mahasiswi yang masak biasa2 aja, pun demikian mahasiswinya. Aku jadi salting sendiri, mau protes bukan hak aku.

Yang jelas besok, aku mau dapat tempat Kukerta. Dimana dalam satu Minggu, aku bisa berjumpa dengan bidadariku (bila Allah dah ngasih). Coz aku orangnya kangenan. Apalagi sempet dapet yang sosoknya emang ngangenin... wahhh hancooorr... istighfar woi... ikhwan bocor juga lu!!!
Ni diary gue... internet sudah menjadi kamar pribadiku... gak mau MUNAFIK!!!

Rabu, 23 September 2009

Bukan untuk Permainan

Bila cinta telah memanggil, jalan pertama yang harus kamu lakukan adalah mempertanyakan kembali, akan dibawa kemana rasa yang suci ini? Jangan jadikan rasa suci itu menjadi kegenitan yang kamu nikmati. Jangan jadikan rasa suci ini kamu jadikan penghancur dakwahmu dan dakwahnya. (baca:hati)

Cinta bukan untuk permainan, ia harus segera kita bungkuskan dengan tali indah nah suci penuh berkah dengan nama NIKAH!!! Bila kamu panas membaca ini, bila kamu menjadi su’udzhon membaca ini (baca: diri penulis), berarti kamu memang telah mempermainkan cinta yang telah kamu rasakan.

Cinta, membuat pengecut menjadi pemberani, membuat pencuri menjadi da’i (baca: Pencuri hati,.,. huahahaha), bahkan mungkin karena cinta, membuat da’i menjadi banci. Dia menggunakan tausyiah dan hadits untuk menggoda jiwa-jiwa kaum hawa yang lembut. Jadilah ia da’i buaya dunia maya (uppss… mikir pernah jadi buaya ndak ya?), ketika akhwat menantang ia langsung balik belakang, yahh,,, satu da’i telah menjadi banci, dengan tameng menanti restu sang murabbi – emang jodoh di tangan murabbi ? – jangan gilaaa,,, doonk!!!

Duhai jiwa yang lemah (termasuk yg nulis), bersabarlah… karena cinta takkan lari kemana, ia sudah tertulis di lauh mahfudz – bukan berarti kita lepas tangan – ia harus kita jemput dan kita raih, jangan jadikan cinta yang menggebu menjadi kegenitan yang dibungkus SMS tausyiah dan al hadits kepada lawan jenis.

Akhwat Hati-hati!!!

Ikhwan, Jangan rusak akhwat Doonk!!!

Kemenangan Hakiki, Memakmurkan Masjid

Kemenangan Hakiki, Memakmurkan Masjid
By: Sulthan Malik
(http://www.sulthanmalik.tk/)

Gemuruh takbir, tahmid dan tahlil membahana di seantero nusantara bahkan dunia. Takbir tanda kemenangan ummat manusia, ummat Islam pada khususnya, setelah satu bulan penuh berjuang melawan hawa nafsu dari yang membatalkan puasa hingga yang mengurangi pahala puasa. Menang! Kita Menang.

Tetapi, sudahkah manusia menyadari di mana letak kemenangan yang hakiki itu? Kita boleh saja mengklaim bahwa kita adalah pemenangnya, dan kita berhak ikut serta menikmati uforia semangat kemenangan dalam balutan perayaan Idul Fitri. Di dalam Al Qur’an Allah SWT berfirman ;

“ Hai orang-orang yang berimana, diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana telah diwajibkan oleh orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa” (QS. 2: 183)

Pada ayat tersebut Allah SWT menyeru kepada ummat manusia yang beriman, untuk dapat mendirikan puasa di bulan Ramadhan. Tentunya Allah SWT memiliki tujuan tertentu dengan adanya seruan untuk melaksanakan ibadah puasa Ramadhan. Yaitu mendidik manusia agar peka terhadap lingkungan sosial dan individualnya.

Peka terhadap lingkungan sosial, di mana seorang hamba harus mempertanyakan kembali hubungannya terhadap sesama manusia – habbluminannas – pada saat itu yang kaya maupun yang miskin sama-sama merasakan kelaparan dan kehausan. Dalam hal individual, seorang hamba harus menyadari bahwa dia makhluk yang lemah, lagi hina dan penuh dosa.

Bulan Ramadhan adalah sebuah fasilitas yang Allah SWT berikan untuk hamba-Nya yang mengaku berimana untuk memperbaiki diri. Maka tentunya seorang hamba yang beriman akan selalu haus akan amal selama bulan Ramadhan, baginya puasa bukan ajang seremonial berpuasa semata, melainkan moment memperbaiki diri menuju insan rabbani lagi betakwa.

Tidak salah, pada bulan tersebut, kita akan menyaksikan ummat manusia yang sebelas bulan sebelumnya tidak mengenal Masjid, maka pada bulan tersebut jiwa mereka benar-benar tergerak untuk melaksanakan amaliyah-amaliyah wajib maupun sunnah. Posisi masjid benar-benar optimal, yaitu sentral kegiatan kaum muslimin di dunia. Namun, ketakwaan ini tidaklah bisa kita dapati dengan mudah, hanya dengan mengandalkan hadirnya bulan ramadhan semata.

Kita lihat pasca Ramadhan, Masjid kembali sepi tak bertuan, adzan bergema namun jama’ah tak ada. Di setiap lorong terdengar adzan bersahut-sahutan dengan indahnya memanggil manusia-manusia yang katanya telah mencapai kemenangan dengan mendapat derajat ketakwaan. Tetapi mereka lebih menuruti panggilan-panggila sinetron-sinetron bodoh, film-film yang menggambarkan kekerasan dan ketabuan. Adzan tinggallah adzan. Patutkah kita mengklaim bahwa kita telah bertakwa? Tidak malukah kita merayakan idul fitri? Demi Allah tidak patut, karena kemenangan hakiki ternyata bukan milik kita yang masih jauh dari Masjid.

Fungsi Masjid telah menjadi tempat seremonial belaka. Ia hanya ramai bila di dalamnya terdapat acara-acara seremonial, Maulid dan Isra’ Mi’raj yang tidak jelas hukumnya, yang masih terjadi perdebatan dikalangan ulama-ulama salaf maupun khalaf. Lagi-lagi ummat Islam hanya sekedar membebek dan bertaklid. Masjid tak ubahnya gereja bagi kaum Nashoro yang diisi hanya pada waktu-waktu tertentu, Misa Natal, Peringatan hari Paskah, Kebaktian Jum’at, Sabtu, dan Minggu.

Apa kita lupa pada sejarah emas ummat Islam, kita membangun kejayaan tersebut dengan keimanan dan ketakwaan yang membawa di dalam dada. Kita semangat tiada mengenal hari, selagi nafas masih berhembus, selagu telinga dapat mendengar, ketika kaki masih dapat melangkah, tiada tempat yang mereka datangi ketika panggilan suci itu bergema ke penjuru langit, maka masjidlah tempat mereka menghadap Tuhannya. Masih adakah manusia yang melakukan hal demikian. Dunia, benar-benar mereka anggap tempat akhir dari segalanya, mereka lupa dengan ayat ini;

“Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan sholat, menunaikan zakat, dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. 9:18)

Apakah langkah kaki kita masih ringan untuk memakmurkan masjid pasca ramadhan ini. Bila masih kita rasakan itu, maka nikmatilah kemenangan hakiki dalam idul fitri ini, namun bila berat dan bahkan enggan untuk memakmurkannya. Sungguh kita belum menang, dan kita tidak berhak merayakan kemenangan ini. Karena kita kalah, kita telah menjadi pecundang sejati di mata Allah SWT.

Ya Allah, masukkanlah kami kedalam golongan hamba-Mu yang mendapat petunjuk, pertemukan kembali kami dengan ramadhan-Mu berikutnya. Sunggu kami lemah, hawa nafsu telah menduduki singgasana hati yang seharusnya engkau duduki. Penulis bukan orang yang sempurna, melainkan sosok yang sedang merangkak untuk menuju hamba yang dikasihi-Nya. Allahu Akbar… Allahu Akbar…. Allahu Akbar Wa lillahilhamd.

Peradaban Bermula dari dalam Masjid, dengan itu Dunia akan diisi
oleh insan-insan yg bertakwa...

=====
Ooohhh... Idee,,, jangan pergi kemana-mana donk!!!

Minggu, 13 September 2009

Si Momo Sayang


Si Momo, ini dia nama motor kesayanganku, yang kubeli pakai uang sendiri (kredit), masih 2 tahunan lagi, baru 3 kali bayar. Kenapa aku kasih nama Momo? Nggak tau dech, asyik en lucu ajha kedengerannya.

Sejarahnya, setelah saran agar aku membeli motor, benar-benar membuat aku tersihir. Gaji yang aku tabung rencana untuk liburan tempat bokap di Depok aku bongkar dan langsung ambil kredit motor. Urus SKD (ktp gue ilang) ke kantor RT trus ke Kantor Lurah setempat. Proses cukup sebentar hanya berselang satu hari Si Momo sudah bisa bawa pulang.


Kelak, ketika bidadari itu telah hadir, ingin sekali aku bawa dia bersama Momo, entah itu acara romantis (lari pagi) atau mengantar dia mengikuti dan mengisi pengajian. Aku ingin membangun sebuah Istana Cinta, dimana Cinta Allah tidak berkurang di dalamnya. Aamiin (pertemukan kami dalam jalan-Mu ya Rabb).


Ini bukan norak, aku seperti kena tagih oleh tulisan2ku sendiri. MENIKAH!!! Bokap sudah pernah ngasih calon orang sana. Tapi Ummi di Jambi nggak redho.. hehe… iya juga sich aku waktu itu rada lain orientasinya. Aku pengen dapet Istri yang AKTIVIS jangan kayak aku yang PASIVIS (apaan coba??). setidaknya kami ingin menjadi keluarga yang produktif (gmn mau punya mujahid ya, tidurnya di lantai)… loohh… loohh… ngomongin motor apa nikah ini??


Fiuuhh,,, ngomongin motor yang dipakek buat ngajak sang bidadari jalan2 setelah menikah. Aamiin… ya Allah kirim dia cepat ya :P

Sabtu, 12 September 2009

Kisah Nyata: Interaksi Ikhwan Akhwat

Ini adalah sebuah kisah nyata, dan sebetulnya ana ingin menyampaikan sejak dulu...karena kadang kita terjebak dalam hal yang ragu2 dalam kehidupan ini...termasuk hubungan ikhwan dan akhwat.....
Nanti akan terlihat seseorang yang mengenal harakah islamiyah....seseorang yang mengenal tarbiyah....sangat beda dengan cerita yang ana sampaikan ini......
Ini adalah kisah nyata...insyaallah ana mendengarkan sendiri surat dari ikhwan tersebut yang dibacakan oleh ustad....
Karena ikhwan tersebut minta konsultasi ke ustad....

Ada seorang ikhwan yang menyukai akhwat...beliau memendamnya sangat lama...dan beliau hanya diam dan sebetulnya beliau ingin mengungkapkannya pada saat akhwat itu siap untuk dinikahi...akhirnya ikhwan itu menunggu....menunggu dan menunggu.....
Rasa seneng kepada akhwat itu semakin menggebu saat si-akhwat itu semakin dekat dengan beliau.....
Ikhwan itu belum mau mengatakannya....belum mau..walaupun ikhwan dengan akhwat itu sangatlah akrab seperti layaknya "saudara semuhrim" atau "suami istri"...sering saling
sms,sering jalan bareng,sering ngobrol bareng,sering ngasih tausyiah,sering ber-email secara pribadi...dan lain2 yang nggak layak ana sebutkan disini......

Waktu terus berjalan hingga.......
Tiba2 ada kabar yang mengejutkan ke ikhwan tersebut bahwa akhwat yg dekat dengan beliau baru saja menikah....
Ikhwan itu tidak terima apa yang baru beliau dengar....beliau nggak terima... Sangat sakit hati beliau....sangat sakit.....

Ikhwan itu berusaha melupakan seorang akhwat yg beliau sukai....yang sekarang milik orang lain....
Tapi sangat sulit sekali....rasa suka yang beliau pendam selama ini...akhirnya sia2....tapi beliau tetap memendam dan tetap selalu meingatnya...
Setelah selang beberapa tahun ikhwan dan akhwat itu tidak saling berhubungan lagi... Ikhwan itupun bisa sedikit-sedikit melupakan...tapi rasa sakit itu masih berbekas dihati...

Akhirnya suatu ketika khwan dan akhwat itu akhirnya ketemu lagi karena satu tempat bekerja...
Sejak saat itu timbulah ingin komunikasi lagi,akhirnya ikhwan dan akhwat itu saling komunikasi lagi...
Walaupun tidak langsung, hanya menggunakan email,sms,dll......

Karena nggak tahan si-akhwat menceritakan tentang keluarganya,kehidupan bersama suaminya yang kurang harmonis ke si-ikhwan...karena sudah menganggap ikhwan itu seperti "saudara semuhrim" atau "suami istri"

Apa...apaan...ini......maksudnya apa......
Naudzubillahi min dzalik

Begitu juga si-ikhwan karena nggak tahan beliau ungkapin perasaannya ke akhwat bahwa sebetulnya beliau menyukai akhwat itu sejak dulu masih lajang

Ini juga....apa-apaan......
Naudzubillahi min dzalik

Apa yang terjadi setelah hal itu...hancurlah sebuah rumah tangga..............

Naudzubillahi min dzalik

Komunikasi boleh aja tapi jangan sampai terlalu melampaui batas...

Apa kata ustad setelah menerima surat itu...
"Jangan lakukan lagi berbuatan perbuatan ini...hentikan semua ini...jangan hancurkan keluarga ini....
Anda yang telah menghancurkan keluarga ini....jangan melakukan hubungan dengan akhwat itu lagi"
Ustad itu berteriak sangat keras kepada ikhwan itu....
allahu a'lam

Ada seorang ikhwah yg sering bilang ke ana...............
Bahwa hal2 seperti itu bukan 100% kesalahan ikhwannya dan bukan juga 100% kesalahan akhwatnya....

Dari kalimat diatas maka kita semua harus intropeksi diri dan jangan suka mencari2 kesalahan orang lain...
Mungkin kita yang salah...maka kita harus perbaiki bersama kesalahan yang kita lakukan dengan cara yang baik...

Marilah kita saling menasehati dengan cara yang terbaik...jikalau ikhwan yang melampaui batas kepada akhwat.. akhwatnya harus tegas...itu demi kebaikan juga...begitu juga sebaliknya...sesama ikhwan dan sesama akhwat juga harus ada yang saling mengingatkan...ingat tegas bukan berarti harus marah2...tidak ada cerita di quran dan hadits yang mengatakan menasehati harus dengan marah2........
Karena kita tahu tidak ada manusia yang sempurna.....

===========
Ya Allah terimakasih Kau selamatkan aku
Permudahkan aku menyatakan cinta ini dengan cara yang syar'i...

Jumat, 11 September 2009

Jangan “Rusak” Akhwat donk!

Dalam dunia dakwah, terkadang komunikasi ikhwan dan akhwat tidak bisa terhindarkan, apalagi bila mereka mendapat posisi dalam kepanitian yang memang harus banyak menyita waktu dan tenaga, terutama seksi acara dan perlengkapan. Bagi-bagi amanah sudah pasti terjadi. Bagaimana mereka berkoordinasi? Yah, selain syuro’ dengan hijab yang setinggi langit maka ada syuro’ dibalik hijab, apa itu? SMS = Syuro’ Melalui SMS (halah maksa gue).

Bukannya ingin bersu’udzhon, tapi ini real kenyataan terjadi pada ikhwan dan akhwat berawal dari SMS koordinasi kinerja, akhirnya berbuntut pada SMS koordinasi kinerja hati (halah, emang kok!) dibumbui tausyiah dan hadits2 menyentuh. Percaya tidak percaya aku nggak suka ada ikhwan suka ngirimin tausyiah ke akhwat (tapi terkadang ada akhwat yang minta,,, hihi,, kenapa nggak mintak lamar aja ya?), apapun tujuannya. Kenapa tausyiah atau hadits yang kita kirim hanya kepada lawan jenis? Apakah sudah habis ikhwan di muka bumi ini? Padahal ada begitu banyak ikhwan-ikhwan yang sebenernya membutuhkan tausyiah kita – termasuk yang nulis –.

Apa yang hendak engkau lakukan wahai ikhwan, ketika akhwat yang beruntun engkau kirimkan tausyiah itu menjadi “terganngu” hatinya (baca: jatuh cinta)? Engkau lari, engkau balik belakang dengan dalih menanti restu dari MR. Sementara akhwat selalu berada di dua persimpangan. Menanti cinta Ikhwan yang genit dengan menebar tausyiah (SMS) dan jodoh dari MR yang entah kapan tibanya. Emang jodoh ditangan MR??? Bilapun engkau telah jatuh cinta padanya sampaikan pada orang tuanya, jangan jadi ikhwan banci!!! Loh kok jadi marah aku ini (Aku sebel, aku kasian sama si Akhwat en Suaminya kelak)?? Inilah cerita itu berawal...

Aku Abdul Malik, ketika itu sedang bersama seorang ikhwan, terhitung dia seniorku di tarbiyah ini, karena dia sudah sarjana – usia sama – . Suatu sore kami bersilturahmi ke rumah salah satu ikhwan yang telah menikah. Lama kami berbicara – mereka satu suku – satu sama lain. Walau terkadang aku tidak nyambung apa yang mereka bicarakan. Pada saat itu keluarlah seorang akhwat dengan anggunnya membawa minuman untuk kami. Aku sedikit tertegun, Subhanallah indah sekali ciptaan Allah ini. Secepat kemudian aku beristighfar.

Menikmati teh hangat buatannya ditemani oleh beberapa roti batal isi coklat, makin serulah mereka berbicara pengalaman mereka di kampus semasa kuliah. Setelah beberapa lama kamipun pulang, dengan dibonceng motornya aku ikut kemanapun sang ikhwan ini akan membawaku.

“Akh, antum liat ndak akhwat yang ngasih air minum kita tadi?” ujarnya
“Dak terlalu dalam nian lah, gek ado syetan dak sadar!” jawabku sekenanya
“Antum tau ndak, akhwat tu dulu suko samo ana, ana SMS dikit pasti dibalasnyo.” Ujarnya yang membuat aku sedikit terbengong. Ni orang dah lama ngaji kok ngaco’ gini ngomongnya.

“Astaghfirullah, sudahlah akh, mereka tuh sudah nikah, dak patutlah antum bicarakan ini pada ana.” Ujarku sedikit agak menekan, karena lagi-lagi aku harus dikecewakan oleh orang-orang (senior) yang katanya lama di tarbiyah ini.


Entahlah, aku tidak bisa menghakimi saudaraku diatas, tapi yang jelas aku sedih, karena aku memposisikan diriku sebagai suami sang akhwat. Bila melihat realita yang ada terkadang akhwat tanpa canggung ketika ber-SMS ria dengan ikhwan ber-haha—hehe—hihi. Sehingga ikhwan yang berpenyakit menangkap lain, dan mulailah saat itu sang akhwat dijadikan “mainan” hati oleh sang ikhwan.

Adanya Asap karena adanya api, pepatah ini tidak bisa dielakkan, akhwat mungkin bisa menyalahkan ikhwan yang memulai, tapi bila akhwat bisa menjaga iffah¬-nya tentu saja mereka (akhwat) akan selamat. Romantisme ikhwan dan akhwat lebih dahsyat dari cowok dan cewek pada umumnya, karena ikhwan tidak bicara pacaran tetapi pernikahan (sang akhwat jadi korban, digantung-gantung! Hati2 ukh!!!). Sang ikhwan tanpa rasa bersalah selalu menyinggung pernikahan ketika akhwat sudah mulai melayani permainan ini. Aku yakin mereka sadar, tetapi bila angin cinta mulai berhembus akal sehatpun akan hilang (pengalaman aku pernah jatuh cinta, Allah Save me). Ikhwan kasihanilah akhwat, cukup sudah mereka terkekang oleh MR mereka (menanti mendapat suami sempurna), jangan engkau kekang mereka dengan ketidak pastian, jangan engkau tinggalkan ia di dua persimpangan yang menyulitkan. Kasihanilah saudari kita, biarkan mereka menjaga iffah mereka.

Aku bukan orang suci, tetapi aku ingin melihat orang-orang yang disekelilingku menjadi makhluk yang selalu menjaga kesuciannya agar aku ikut ter-sibghoh oleh perilaku mereka. Aku bersyukur selama ini dimata saudari2ku aku cenderung “kasar” pada akhwat. Biarlah karena penilaian manusia bukanlah tujuan akhirku, aku punya cara agar kasus-kasus diatas tidak menimpaku.

Akhwat, jangan ikutan genit, kasihan suamimu kelak, bisa-bisa ternyata engkau ikut dalam permainan srigala berbulu domba. Balaslah SMS tausyiah ikhwan dengan kalimat “Kenapa harus kepada ana, ada banyak ikhwan yang membutuhkan tausyiah ini” aku yakin ikhwan ini langusng keringat dingin. Ikhwan jangan jadi banci!! Jangan mengkambinghitamkan sistem jama’ah untuk mempermainkan akhwat. Perilakumu bisa menyakiti Pangeran dia yang sebenarnya. Bila antum suka, datang dan ungkapkan depan ortunya!!! Jangan Rusak mereka!!!

Ana uhibbukum fillah wa lillah

Semoga Allah menjaga kita semua,, Aamiin

Renungan: Apakah Istri atau Suami kita kelak tidak akan cemburu jika kita melakukan hal itu? Apakah Allah tidak akan cemburu melihat hal itu? Apa yang kita cintai apakah itu terjadi karena Allah sampai hal-hal diatas terjadi? Kalau hal diatas terjadi adalah ikhwan itu hanya ingin memiliki bukan mencintai. Mencintai adalah kita menghargai dia dengan cinta kita. Allah sudah mentakdirkan, Rasulullah SAW sudah memerintahkan, tidak ada yang hina bila cinta kita ungkapkan dengan cara yang syar’i.

Duhai bidadariku, izinkan cintaku mendarat dihatimu. Allah ridhoi cinta itu ketika dia mulai mengetukan hatiku. Aamiin

Kamis, 20 Agustus 2009

PPL sudah, Kukerta? Nanti!

Semua dah Kukerta, saudara sekelas maupun saudara-saudaraku di LDK (Rohis kampus). semua pasti pada heran kenapa aku nggak ikut Kukerta, karena jauh-jauh hari banyak temen2 yang men-take aku supaya se-posko... hiiaahh... rata2 nggak aku bales, karena bingung mau bales apa.

Ketika PPL aku lebih memilih di Jambi, ketika yang lain pada ke Jogja,,, fyuuhh klo liat2 hasil photo2 mereka, ada sich sedikit "ngiler",,, iihh tapi buat apaan ngiler,,, di Jambi juga asyik kok. Native speaker dicariin, nggak kayak yang di Jogja ngejer2 native speaker. akhirnya dengan rendah hati sang native speaker bersedia diajak jalan-jalan ke Taman Wisata Kampung Radja (Promosi Gratis lagi!)...


His Name is Crish "Jhon" Walsh, He is from Australia, and the most important is.... Evidently, he is a mu'alaf (Istrinya org kita) ...

Thx mister for the time U_U

gila euyy,,, gue dapet keteknya doank,,,

Rihlah (Part II) BSI Angkatan 2006

Akhirnya masa tugasku sebagai Kosma (Koordinator Study Mahasiswa) BSI angkata 2006 selesai. Guyss,,, maafin aku bila sudah banyak salah sama kalian, sungguh nggak ada kata selain kata maaf yang keluar dari hati ini. Aku bangga sudah menjadi bagian dari kalian. Aku bukanlah ketua yang terbaik, tapi aku selalu berusaha bekerja dan menjadi pelayan bagi kalian sebaik mungkin. I Love You guyss...


BSI angkatan 2006 akan melaksanakan Kukerta (Kuliah Kerja Nyata), jadi intensitas kami sekelas pastinya akan berkurang. Aku pasti merindukan suasana itu, ribut, kles, dan tendensius satu sama lain yang selalu terjadi – manusiawi – adalah sebuah hiasan dalam sebuah interaksi/hubungan. Tidak ada orang yang mengaku makhluk sosial tidak pernah mendapat masalah didalam interaksi, seperti berbuat salah atau mungkin merasa disakiti. Tapi ingat, perpisahan ini akan membuat kita saling merindui. Semoga kebersamaan selama ini akan menjadi modal awal kita untuk reuni bersama di jannah-Nya... Aamiin...


Menyikapi banyaknya budget uang kas kelas, karena “kediktatoran” Kosma dalam disiplin membayar uang kas, dan manajemen hebat dari ukhtina Rustiyaningsih. walau saban semester, tiap mata kuliah ada saja dosen meminta kami memoto kopi materi pelajaran.


Akhirnya budget yang membengkak itu kami manfaatin bersama untuk sama-sama Rihlah – wisata – ke taman wisata Kampung Radja (promosi gratis nich!) berdasarkan hasil rapat kelas. Inilah kebersamaan itu;


Kosma kelas, yang manyun sendirian tanpa teman, dengan gaya yang khas - Kusut, Hancur, Asem, Semrawut (maksa,, hehe) - mo gimana lagi emang nggak bisa gaya... nggak gaya ajha masih kena fitnah suka tabarruj, padahalkan cuma narsis :P (ga nyambung), temen2 pada ngeliat2 main apa ya, buat ngabisin duit sendiri... hoiii nabung hooii

Vivi en Maftuha, beradu kamera nich cing? kosmanya kemana ini?


Ukh Indah en Ukh Rustiya, siap2 mau narsis,,, denger2 narsis itu sebagian dari iman ya (*Shock*), alesannya mengakui kemanisan or kecakepan kita adalah bentuk dari syukur,,, Hhaags*,,,, berarti nggak salah klo aku ngaku manis mirip Shah Rukh Khan!! ada yang nggak seneng??

Suhaiba (berdiri dipondok), menanti giliran naik sepeda air sambil ngasih makan ikan,,,, kira-kira kemana nich Kosmanya??
Iklan, makhluk Allah yang paling aku sukai, klo lagi stress mending ngadep akuarium, lau lihatlah mereka berkejar-kejaran, hidup yang selalu Happy, seakan tak pernah ada masalah. padahal makhluk Allah mana sich yang tidak pernah terlepas dari masalah. jadilah seperti ikan - apaan sich? - walau ada masalah orang tetap melihat kita selalu ceria,,, tausyiah pak?

Beberapa teman sekelas, yang lain masih main di Wahana yang lain, so nggak dapet moment photo2 bersama diatas aer,,, :(

Ini dia sang Leader,, yang harus siap2 bertanggung jawab diakhirat atas orang2 yang telah dipimpinnya,,, guyss,,, nggak ada kebahagian yang aku rasakan saat itu selain melihat kita tertawa bersama, serta melihat kalian semua tersenyum bahagia..

Kosma rada sok cool, emang cool sich klo "kediktatorannya" muncul,,, hihihi,,, walau sebagian ada yang bilang diktator, tak sedikit yang mengatakan I am humourist,,, hehe

Maftuha : Lik, Game-nya kurang menantang nich,,,, masak sedeket itu sich U_U
Malik : Hayyahh, ngomong be,,, test be dulu,,, aku dah merinding dewek nich O_o

Hohohoho,,,, yang mpunya blog mulai aksa,,, walau jatungnya degub-degub nggak jelas,,, (jangan percaya)

Huaaaahh,,, tinggi kali,,, apo yo rasonyo kalo abangku - bang ian - main ini? kira2 berani tidak? coz doski kan phobi ketinggian,,, hihi ( bang ian siapa Kos?)

KONSENTRASI,,, goyangannya kenceng amat, sempet jatuh, bisa kurus aku...

Akhirnya sampai pada puncak acara, MAKAN-MAKAAANNN,,, oke guyss dapet semua kan??? sekarang look at me,,, I'll memorize you,,, cheeerrssss ... Kosma Laperrrr,,,, Nyaaammmm......
Setelah habis bermain semua wahan, kita semua pulang, dengan meninggalkan jutaan kenangan. siap-siap menghadapi Kukerta ya kawan-kawan, sukses buat kalian semua,,, mohon do'anya semoga niat suci ku tercapai... huhuiii,,, aku paling takut pada hatiku!

SELAMAT MENJALANKAN IBADAH PUASA, dan SELAMAT mengikuti KUKERTA, Semoga kesuksesan menyertai kita semua en yang pastinya di ridhoi Allah dunk... Aamiin
No Copyright@

Hak Cipta Dilindungi Allah SWT, Bila Ada Salah Kata Mohon Dimaafkan. Lagi Belajar sich ^_^
Diterima Cacian, Makian, Saran dan Kritik
Email: abu.aifah1@gmail.com
CP/Whatsapp :
0821-7816-9560

KPR Non Ribawi Jambi

 

.:: Inspirasi Bang Malik ::. Published @ 2014 by Bang Malik

Blogger Templates