Minggu, 12 Juli 2009

No Body is Perfect

PKS ≠ Tarbiyah

“Gimana nich halaqoh antum ya akhi?” tanyaku pada Fulan sahabat lama.

“Ana keluar akh?” jawab Fulan tegas

“keluar kenapa akh?” tanyaku

“PKS sudah melenceng dimata ana?” jawab Fulan lagi

“Trus, kenapa hanya gara-gara PKS, antum harus keluar dari Tarbiyah? PKS kan cuma bagian tercuil dari Tarbiyah.” Ujarku

“Tapi yang tarbiyahin ana orang PKS akh.” Jawabnya lagi

Aku teringat ucapan Ustadz Rahmat Abdullah “Jangan sampai nanti orang-orang tarbiyah dibenci karena orientasi kekuasaan. Dia tidak boleh berbangga dengan bangunannya, lalu tertidur-tidur tidak pernah mengurus urusan hariannya. Tetap dia harus kembali pada akar masalahnya, akar tarbiyahnya, mahabbin, tempat kancah dia dibangun.”. Aku hanya terdiam ketika mendengar keputusan bulat sahabatku itu. Dan aku tidak berani mengatakan dia sedang futur. Karena aku yang tetap di halaqoh belum tentu lebih baik dari dia.

Lalu aku pamit izin, setelah meninggalkan nomor Hp baruku. Aku ngerasa apa yang dia rasain. Ketika LQ yang dibahas hanya politik (Penyampain dari beberapa teman sesama yang lain), dan puncaknya aku mengalami sendiri, ketika acara yang berlabel MABIT ternyata hanya sebagai wadah untuk konsolidasi serta klarifikasi. Huff... ilmuku cetek.

Yaa Muqollibal Quluub, Tsabbit qolbiy ‘alaa diiniKa wa tho’atiKa... Aamiin..


MR Juga Manusia

“Ana lagi bingung akh?” ujar seorang sahabat langsung.
“Bingung kenapa akhi?” tanyaku

“Ana bingung, kenapa MR ana bisa berghibah juga ya, dan itu sangat menyakitkan ditelinga ana, karena yang dia bicarakan ada sahabat ana sendiri.” Ujarnya

“Yah, MR juga manusia akhi, mungkin dia khilaf dan mungkin orang yang antum anggap baik, belum tentu baik pula dimata Allah dan manusia sholeh seperti dia, yang tingkat ibadahnya mungkin jauh diatas kita.” Jawabku sekenanya.

“Tapi, tidak harus dalam sebuah majelis seperti halaqoh kan akh?”

“Hmm,,, Wallahu a’lam, Cuma dia dan Allah yang tau apa maksud dia menghibahi saudara antum itu.”

“Oke lah, kalau MR juga manusia, itu berarti saudara ana juga manusia, yang bisa salah seperti dia, apalagi mungkin derajat keimanan saudara ana itu dibawah dia. Dan kalau begitu, bukan berartikan kita bisa nge-Judge seenaknya?” jelasnya panjang.

“Wallahu a’lam ya akhi. Semoga hati-hati kita masih terpaut dalam tali iman dan Islam, kita semua tak luput dari salah. Meski sudah bergelar da’i, aktivis atau ustadz, bukan berarti kita lepas dari godaan setan dan hawa nafsu. Iman ada naik dan ada turun.”

Yaa Ayyuhal Ikhwah, ana uhibbukum fillah wa lillah...


Futur


“Ana lagi futur akh!” ujarku pada saudaraku
“Ana juga, semenjak liburan ini” ujarnya pula
Hgghh,,, aku terdiam, rencana ingin melepaskan kesesakan dalam dada, sebab aku tidak yakin bisa menjaga hatiku sendiri tanpa batuan saudara mu’min yang lain. Sementara teman dekatku merasa dirinya futur karena frekuensi wajibatul yaumiyah-nya tenggelam.

Aku, yang merasa diri ini future, jutru terus berusaha menjaga amaliyah yang disunnahkan oleh Rasulullah SAW. Tapi...

“Antum futur kenapa akh?” tanyanya pendek padaku

“Ana....hmmm.... ana sedang dicoba, dan cobaan itu JATUH CINTA.” Jawabku sedikit tertunduk.

“Masya Allah, wanita manakah dia, bukannya antum bilang kemarin akhwat dikota ini bukan type antum, apalagi yang dikampus kita?” Ujar saudaraku ini, sambil mengungkit ucapanku dulu.

“Yah, ana juga nggak tau akh. Tapi tenang dia bukan akhwat kampus kita.” Jawabku...

Aku teringat pernah takabbur mengucapkan kalimat diatas, hanya karena kejengkelan. Aku menutup rapat jiwaku dari kaum hawa. Bagiku ... ahh tidak usah diteruskan.

Aku lupa bahwa ada Dzat yang Maha membolak-balikkan hati. Sekarang aku tinggal merasakan hukuman ini. Aku mencintainya I Wanna marry her, tapi aku tidak yakin bisa membahagiakannya. Aku cemas dan khawatir bagaimana dan dari mana mengukur kebahagiaan dia. Dan dilain pihak, Keluagapun melarang.

Menikah adalah sebuah Mitsaqon Ghalizhan, atau perjanjian yang sangat berat. Banyak konsekuensi yang harus dijalani oleh suami dan istri dalam membina rumah tangga. Aku tidak mau menyiksa bathin dia, dengan segala kekurangan yang akan kami hadapi.

Ya Allah matikan kembali rasa* ini, bila ia muncul belum pada waktunya... Aamiin...

Kuatkan hati dan kakiku agar terus berdiri tegap di jalan-Mu ini... hanya itu do'aku...

============================================================
Hikmah : Janganlah kita merasa diri paling bersih, karena hadits Rasulullah SAW berbunyi : “Setiap anak Adam (manusia) mempunyai salah (dosa), dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah mereka yang bertaubat.” [HR. at-Tirmidzi dan Ibnu Majah]. Penulis juga sedang berjuang menjaga hati, memurnikan niat. Agar dosa besar terhapus, dosa kecil terhindar. Semoga Allah ikut menjaga hati ini... Aamiin... We are just a Da’i not a Hakim

3 Kisah diatas siapapun akan menghadapinya.

*) Cinta yang belum pada waktunya.

0 Silakan Kritik dan Sarannya ^_^:

Posting Komentar

Katakan Apa Yang Ingin Anda Katakan... ^_^

No Copyright@

Hak Cipta Dilindungi Allah SWT, Bila Ada Salah Kata Mohon Dimaafkan. Lagi Belajar sich ^_^
Diterima Cacian, Makian, Saran dan Kritik
Email: abu.aifah1@gmail.com
CP/Whatsapp :
0821-7816-9560

KPR Non Ribawi Jambi

 

.:: Inspirasi Bang Malik ::. Published @ 2014 by Bang Malik

Blogger Templates