Jumat, 05 Juni 2009

Berakit Kehulu, Berenang Ketepian

Hari rabu kemarin adalah hari yang melelahkan bagi aku, setelah seharian kuliah baru mau tidur sudah dapat telepon dari Purek III IAIN STS Jambi menanyakan kader-kader LDK yang siap menjadi LO – Lupa Ogut – Law Officer apa githu,,, lupa, intinya mereka-mereka yang harus membimbing para tamu dan peserta Perkemahan Wirakarya Nasional Se-Perguruan Tinggi Agama Islam Indonesia ke-IX (PWN IX) serta perserta dari 2 negara sahabat Malaysia en Singapore.

Yang tadinya hampir ketengah samudera mimpi, harus ketekan dalam-dalam rasa kantuk itu, lalu ngidupin komputer. Dan menggoyangkan jari-jemari menulis nama-nama kader yang bersedia, 48 orang dengan 22 ikhwan 26 akhwat. Ditengah terik matahari, meluncurlah aku ke rektorat kampus di Mendalo.

Bayangkan saja, matahari serasa membakar kulitku yang sudah IMUT – Item Mutlak – ini, tapi ketika sampai disana, yang meneleponku (PR III) malah tidak ada ditempat, duuuh pengen banget teriak sejadi-jadinya, namun Cuma genangan air yang bisa kutahan agar tak jatuh dari pelupuk mata indahku. Mungkin kalau orang Jambi atau mahasiswa IAIN tau sendiri jarak kampus A ke kampus B harus melewati perbatasan Kota Jambi dan Kabupaten Muaro Jambi. Sejauh itu dibawah terik panas matahari.

Tapi aku inget kader dakwah kudu ikhlas, panas yang diderita tidak sepanas terik padang pasir yang dirasakan oleh Bilal Bin Rabbah,,, Ooohh Ahad,,, Ahad,,, bila itu ucapan dia, sedangkan aku cukup beristighfar,,, ohh ikhlas lah diriku. Aku ingat ucapan Abahku tersayang ketika memberi SMS nasihat yang kupinta sewaktu aku lumayan capek, namun orang disekitarku tidak memahaminya, Tuntutan Dakwah harus berkorban, tapi mereka hanya duduk dan duduk.,,, tentunya Syetan berbisik kepadaku untuk marah dan kesal. namun kusempatkan meng-SMS Abah..

“Son, kalau kita capek ucpkan Istighfar ketika rasa ikhlas hampir punah, apalagi ketika Amad merasa akan marah melihat ulah saudara2 yg tak faham, syetan itu perusak sayang. Yg sabar ya”

Tiba-tiba masuk lagi SMS dari seseorang “diseberang” sana, Sebenarnya aku hampir esmosi ketika membaca SMS tersebut yang berisi meminta bantuan, aku lupa minta tolong apa, karena SMS-SMS dari dia kalau masuk langsung aku delete. Ngeri bakal jadi bahan ghibah, karena belakangan isi Inbox kok dari dia semua.

Pada saat aku balas, aku mencoba sedikit tenang, jujur aku lagi agak sebel pada hari itu (baca yang diatas!), karena nggak pengertian banget gitu nah dan yang “diseberang” sana pun seperti tidak ngerti juga. Kader dakwah itu kan manusia, bukan Robot. Sebenarnya aku pengen banget bentak yang “diseberang” sana. Tapi sudahlah coba lembut ajha, ketika diajak bertafahum baru dia sadar. Alhamdulillah dia faham. Syukron ya bozz!!!

Bedah Buku

Lhoh, ni judul ada kaitannya nggak ya dengan cerita diatas? Gini, ditengah cuaca panas hari itu, aku masih sempat meng-SMS teman2 liqo’ tentang jadwal liqo’ pada hari tersebut, seperti biasa Rabu Jam 4 sore kami liqo’.

Diatas motor aku sambil meneteskan air mata haru,,,, pedih cuyy banyak debu,, , Aku pulang menuju komplek Kampus A, yang berada di Kota. Setengah Jam diatas motor dengan kecepatan 80-90km/h ,, Cieee belagu dikit lah, padahal belum ngebut segitu mah. Jam 3 sore sampai ditempat, langsung masuk Masjid, Masya Allah tiba-tiba mataku saat itu berat banget, tapi sebentar lagi Ashar,,, duuuhhh Gustii... habis Ashar trus liqo’. Nguaaannttuukk berat.

Ba’da tahiyyat akhir sholat Ashar, istighfar sebentar. Aku memilih langsung tepar. Dibawah hembusan kipas angin, aku langsung terlelap. Ditengah asyiknya tidur, aku merasa seperti ada yang memainkan hidungku, Hmmm,,, kupikir itu kerjaan bidadari, nggak taunya temenku bangunin karena MR sudah datang,,,, gubraaaagghhh... ngeQ!!!

“Capek nian Yo akh?” itu langsung pertanyaan dari MR ketika kesadaranku mulai sedikit penuh. “Ahh ndak capek nian, tapi capek bangettt.” Jawabku bercanda. Di liqo aku sendiri yang paling suka heboh, kalau kata Ummi aku latah, kalau kata Abah aku Petakilan nggak betah dirumah,,,, iiicchh apa kaitannya coba?.

Liqo’ kali itu adalah jadwal aku mengisi bedah buku,,,, kupikir dulu2nya klo liqo’ itu Cuma bisa jadi listener doank, rupanya bisa jadi speaker juga. Aku memilih bedah buku tulisannya Al Akh Badai Fisilmikaffah. Buku yang dia tulis itu berjudul “TAKUT PACARAN BERANI MENIKAH [Mencintai Adalah Sebuah Dosa]. Aku sengaja bedah buku ini, karena kader dakwah ada juga yang kecolongan, dan selain itu untuk penguatan kembali, takutnya nanti malah aku yang kecolongan, Na’udzubillah.

Ikhwan itu dibelakang diem-diem ngomongin akhwat juga, walau nggak sering. Dari yang bilang “Iiicchhh,,, ukhty iyu kok jalannya masih seperti cewek yang lain sich” atau “Iiicchh,,, ukhty itu kok ngomongnya masih menyek ya”. Atau ada yang bilang malu-malau “ Kalau ana punya istri ingin seperti...bla...bla...bla... “ ujug-ujug mengerah keseseorang. Tapi Insya Allah itu tidak mengarat di hati, karena Ikhwan bukan malaikat. Hayyoo yang akhwat gimana? Maka dari itu buku tersebut aku bedah. Kalau memang hampir mengarat, Hayyoo Menikah !!! Perbaiki Niat, Raih Ridho Ilahi.

Uppss... Stop jgn ada yang ngarep aku mau bedah bukunya disini ya, capek!!! Tapi baca yang berikut ini, niscaya lebih seru.

Proposal Nikah

Momen sesi tanya jawab adalah momen paling rame, nggak ada yang nggak ketawa, ini bermula dari Akh Raden bertanya;

“ gini stadz, apa kita harus pakai proposal untuk nikah itu?”

Aku dan temen yang lain mulai serius pengen denger jawaban si Ustadz, ternyata proposal itu tidak ada dalam syari’at, kalau kita mau langsung ke rumah sang akhwat itu sah-sah saja menurut syari’at. Namun karena kita adalah JAMA’AH, maka ada sebuah etika dalam berjama’ah itu yang harus kita penuhi. Lalu Akh Edi Kurnia pun bertanya;

“Apakah ada pencekalan terhadap ikhwah yang mengkhitbah langsung ke ortu si Akhwat?”

Huaahh,,, aku masih senyum-senyum ajha, ternyata temen-temen yang lain semangat untuk mencari tau,,, hihi,,, kalau nggak mikir majelis Ilmu sudah lari aku tuh,,, omongan mereka 17++ ,,, hihi,,, blepaakk...

Ustadz pun menjawab, pasti ada pencekalan itu. Tapi mungkin sebagian yang melakukan demikian. Karena kita berjama’ah. hmmm... aku hanya bisa garuk-garuk kepala, kok dicekal seehh. Tapi ya sudah ilmu aku nggak cukup. Pasti ada hikmahnya dibalik itu semua. Yaahh,,, mungkin itulah etika cara menikah dalam jama’ah ini. Dan aku harus mengikutinya. Tohhh,,, ikhwah yang mengikuti etika jama’ah ini meraih kebahagian ketika telah menikah. Ternyata bener ungkapan “Mencintai Orang Yang Kita Nikahi” dimulai dari Zero (tak ada) menjadi Hero (ada), cihuyy Subhanallah. Berjuang bersama-sama itu indah.

Ujung-ujungnya si Ustadz nawarin Copy-an Proposal ke kami, duuhh,,, sebagai MT yang paling IMUT – Item Mutlak – aku bilang ajha sudah ada (akhir 2007 aku buat u/ persiapan ajha), sementara yang lain Cuma ngelempar senyum ajha. Maluu tuuhh,,, gitu lah cowok, ngomongnya ajha semangat, sekali ditantang keringat dingin.... kayak yang ngomong nggak!!.

” Kapan antum masukin Akh, biar Tim Munakahat yang menyeleksi “ aku pun malah jadi keringetan juga, Cuma bisa mesem doank. Nanti ajha lah Ustadz, ane masih pengen sendiri. Cinta untuk Annisa (adikku) nggak bisa dibagi buat yang lain dulu. Ane masih pengen jadi Tamu Undangan ajh.

“Proses seleksinya gimana tuh stadz?” tanya akh Raden

Dah tamat, karena waktu akh Raden bertanya demikian nggak dijawab sama si Ustadz. Afwan untuk saudara2ku yang namanya kusebut, maaf ya. Abis kok liqo’ kemarin jadi pada ganjen, tar MR ngadu keatas baru nyaho’ ,,, hahaha.... sok lah yang mau nikah, undangannya ditunggu....

Akhirnya kelelahan yang kurasakan pada hari itu, hilang dan lenyap ketika ada ditengah orang-orang yang saling mencintai karena Allah.

0 Silakan Kritik dan Sarannya ^_^:

Posting Komentar

Katakan Apa Yang Ingin Anda Katakan... ^_^

No Copyright@

Hak Cipta Dilindungi Allah SWT, Bila Ada Salah Kata Mohon Dimaafkan. Lagi Belajar sich ^_^
Diterima Cacian, Makian, Saran dan Kritik
Email: abu.aifah1@gmail.com
CP/Whatsapp :
0821-7816-9560

KPR Non Ribawi Jambi

 

.:: Inspirasi Bang Malik ::. Published @ 2014 by Bang Malik

Blogger Templates