Selasa, 09 Juni 2009

Diary Hari Ini

Sambil makan ayam panggang, aku mau cerita tentang aku hari selasa ini.

Senin Malam di Rumah Ortu (Istirahat)

Seperti kemarin, aku nggak pakek mandi sore. Sehabis menjalankan tugas sebagai Koordinator LO Perkemahan Wirakarya Nasional ke – IX PTAI Se-Indonesia. Balik kerumah Ummi, ngobrol sama adek, becanda sama Ayah, ngobrolin tentang rencana aku mau ngambil motor, kuhitung-itung ngerental motor satu hari 35 ribu, atau kalau minjem motor temen kudu ngisi minyak minimal 10 ribu, bah kapan nikah kalau kayak gini. Seandainya punya motor pasti kinerjaku Insya Allah bisa optimal.

3 hari yang lalu aku ke Stand motor tarikan di deket kantor harian Jambi Independent Post, murah cuy, sebulan Cuma 345rebu, trus DP 7ratus. Motor masih pada imut. Tapi kata si Mbak yang jaga kudu ada Photo Copy suami istri, glek!, karena KTP ilang, akhirnya si Mbak ngasih ide, “Anggep ajha bapaknya Mas yang beliin mas motor”, wah keren juga ide ni orang. Mangkenye pulang ngerayu ayah dech. Ehh tiba-tiba Ummi main nyambung ajha, “Warnonyo Ummi yang pilih yo” hayyaahhh,,, heran ni emak, semuanya pengenanya beliau yang nentuin.
Waktu bahas nikah “dapat istri tuh kalo bisa lebih tinggi dari kau, pasti bahagia hidup kau kagek, tengok bae Uwak Dahlia tuh nah” kata Ummi,
“ohh Iya ****** kan lebih tinggi dari Amat” Jawabku sambil menyebut nama temen yang sering main kerumah, kataku sih baik orangnya,.
“Ahhh,,, bentilah samo orang padang, tengok bae Abah kau, trus Ayah kau maunya sama cewek Jawa, cewek minang tuh bahayo, tengok mamang kau sekarang, dapat bini cantik dio dijadiin babu dirumah, bini basolek-solek se karajonyo” Jawab emakku dengan sewot plus rasis, emang bener sich. Kalau yang pernah nonton suami-suami takut Istri (SSTI) di Trans TV coba perhatikan tingkah polah Deswita dan Uda Faisal. Ambo kasian bana jo uda Faisal, hiduiknyo bagitu taseso,,, gyahaha bisa juga minang gue.

“Tapi kalau dia seorang Akhwat kayaknya undak githu lah mi”
“Dionyo idak, lah keluargonyo?” kata Ummi

Yaaahh,,, orang tua mah githu, yang Nikah itu anak mereka atau merekanya ya? Hamm,,, binun... waktu bedah buku “Dijalan Dakwah Aku Menikah” sang Pemateri pernah menceritakan seorang Ikhwan dan Akhwat yang direncanakan menikah tidak jadi, karena orang tua mereka tak setuju. Sedih ya  ,,, ahhh dah lah perasaan Diary ku isinya nggak pernah nggak ada topik nikah. Husnuzdzhon ajha sama Rabb kita. Sabar!!!

Ikhwan Lemot, Akhwat? Subhanallah

Jam 9-an malam pulang dari rumah ortu, langsung nelpon Akhwat Kadri agar mengirim List petugas besok, Nama serta Lokasi mereka. Kemudia begitu juga dengan Ikhwannya, sumpah nggak nangkep banget apa yang aku sampein, alasannya putus-putus, akhirnya ku SMS dan TERKIRIM.

“gini akh, untuk besok itu petugas LO yang ikhwan, Ikhwan Kadri yang nyusun, tlong bri tau ana segera ya, biar nggak kayak kemarin”

Agak beberapa lama akhwat Kadri membalas lengkap apa yang aku pinta Via SMS. Hingga pagi hari Ikhwan Kadri tak kunjung membalas. Aku masuk kesemua Hotel yang aku List semua kader Akhwat duduk manis menunggu Stand dan tak ada satu Ikhwanpun.
Hmmm,,, sambil nahan napas, aku telepon Ikhwan Co.Kadri

“Assalamu’alaykum, afwan ya akh, yang ana pesen semalem sudah antum sampaikan belum ke Staff antum? Tentang LO yg Ikhwan.” Tanyaku

“Wa’alaykumsalam, wah afwan tuh akh, ana kurang tau ya, karena sudah ana amanahi ke Akh ***” jawabnya merasa tak bersalah, dan aku membathin ,,, Bagooossss ,,, lagi-lagi sensiku kumat,,, keluar lagi ni air mata... gimana nggak, aku takut kalau aku marah malah melunturkan ukhuwah diantara kami. Tapi kalau didiamkan, kapan sehatnya mereka-mereka ini, saling melempar tanggung jawab, karena nama yang disebut oleh Co.Kadri tersebut lagi-lagi Cuma bilang “ana nggak tau akh”. Teringat sebuah riwayat dikatakan;

“Barang Siapa berusaha mendapatkan ridho Allah denga resiko dibenci oleh manusia, maka Allah akan pelihara ia dari gangguan manusia” [Abd Ibn Humaid, Al Muntakhab]

Jazzakumullah ukhti semua, aku Cuma ingin berpuisi untuk kalian;
Engkau yang kulihat, bukan hari-hari yang terlihat……
Engkau yang tangguh, lebih tangguh dari yang terfikir……
Tak ada lagi remehan itu……
Bicaranya Mata Bukan Bicaranya Hati……
Tetaplah menjadi diri dari diri…
Penilaian bukan berarti rasa……
Karena takjub yang tak terkira……

Tulisan ini bukan untuk mengoyak baju sendiri, tapi kalau memang baju itu kotor, maka ia perlu disikat bila dikucek tidak bisa, bahkan mungkin dibanting-banting. Karena dari kejauhan orang menilai begitu bagus perilaku, tetapi ketika orang mendekat, maka tak ubahnya Gunung yang indah dilihat dari kejauahan, tetapi berlumut dan kotor ketika didekati. Aku tidak menganggap diri ini yang terbaik. tapi berusaha sama-sama belajar menjadi pribadi yang bertanggung jawab lagi amanah. Wallahu a’lam

3 Silakan Kritik dan Sarannya ^_^:

Anonim mengatakan...

ngomong nikah trooz! mending py nyali

suhardi mengatakan...

salam kenal kunjungi balik ya

Sulthan MaLiK mengatakan...

@ Anonim

Kalau khitbah ke ortu si dia langsung sich berani kalau sudah ada niat. tapi karena ini jama'ah punya etika jadi pikir2 dulu. . .

@ Suhardi

sudah

Posting Komentar

Katakan Apa Yang Ingin Anda Katakan... ^_^

No Copyright@

Hak Cipta Dilindungi Allah SWT, Bila Ada Salah Kata Mohon Dimaafkan. Lagi Belajar sich ^_^
Diterima Cacian, Makian, Saran dan Kritik
Email: abu.aifah1@gmail.com
CP/Whatsapp :
0821-7816-9560

KPR Non Ribawi Jambi

 

.:: Inspirasi Bang Malik ::. Published @ 2014 by Bang Malik

Blogger Templates