Rabu, 27 Mei 2009

Harus Lebih Jahat Lagi

Harus Lebih Jahat Lagi
Kalau masuk IAIN, lalu bertemu dengan orang-orang yang mengaku aktivis dakwah kampus, dan tanyakan siapa kader paling jahat dan keras serta tidak pernah menyeleksi kata-kata kalau menegur orang. Pasti semua jari akan mengarah ke mukaku. Demikianlah aku.

Kenapa aku begitu JAHAT dan keras terhadap sesama aktivis dakwah?

1. Aku Marah, ketika membuat perjanjian tidak tepat waktu.

Para aktivis tentunya mengenal istilah Muwashoffat Dakwah, yang salah satunya adalah harishun ‘ala Waqtihi. Tapi kader dakwah pula yang pertama melanggarnya, mereka yang nomor satu buat perjanjian, mereka pula yang nomor satu melanggar perjanjian itu. Percis WATAKnya YAHUDI. Gelar apa yang cocok diberikan untuk orang seperti ini. Ahhh,,, masalah waktu aja jangan nuduh orang Yahudi lah, mungkin ada yang bantah nantinya, lalu julukan apa yang cocok untuk orang yang mengaku aktivis dakwah namun nomor satu pula melanggar muwashofatnya?.
Waktu, DEMI MASA, sesungguhnya MANUSIA itu MERUGI. Lihatlah Firman Allah SWT itu, kenapa kita yang mengaku aktivis dakwah telat paling nomor satu? Tulisan ini bukanlah bentuk spekulatif, tapi real kenyataan. Kalau negeri ini, dari terbawah hingga teratas koruptor. Maka di barisan dakwah era ini dari terbawah hingga teratas RAJA TELAT. Paling tidak hanya 5 huruf klasik yang keluar dari bibir manis mereka A.F.W.A.N. bukannya istighfar, karena sudah mendzholimi orang yang telah menunggu lama, tapi hanya Cuma mengucapkan 5 huruf tersebut. Bersyukurlah mereka tidak hidup dimasa Ummar Ibn Khattab.

2. Aku Marah, pada ikhwan yang bermuka dua

Semula kisah, ketika aku meminjam HP teman sekelasku karena ingin meng-SMS dosen, aku tak sengaja membaca SMS yang masuk, karena kukira balasan dari Dosen. Namun SMS dari nomor dengan nama “My Husband” itu yang terbuka olehku. SMS itu otomatis terbaca olehku. Ahhh,,, aku tersentak, lagian temanku yang akhwat ini hanya baru busananya saja yang akhwat, tapi tarbiyahnya belum.
Hatiku cukup berdetak kencang, karena isi SMS itu menggunakan bahasa ikhwah, “Afwan jiddan,, bla,,,bla,,,bla,,, Kk Syang adx”, bukan hanya satu bahkan lebih dari nama yang sama dengan isi yang selalu berakhir dengan “Kk syang adx”, ahhh,, aku mau mastiin siapa sich cowok ini? Kucoba tekan nomor itu di HP ku, dan munculah sebuah nama yang membuat aku bak disambar petir. Karena tadinya aku begitu menganggumi IKHWAN yang oleh akhwat ini nomor HPnya di beri nama “My Husband”. Setiap mendengar ikhwan ini ngomong, aku jadi sering mual sendiri.

Lalu seorang ikhwan, yang tergopoh-gopoh masuk ke rumahku untuk meminta bantuan, karena kebetulan rame dirumahku saat itu. Ikhwan ini membawa sebuah kantong plastik besar, berisi beraneka ragam kertas bertuliskan huruf-huruf yang harus digunting satu persatu, untuk ditempelkan didalam spanduk. Si Ikhwan nyeletuk “ahh pening ane, akhwat ni minta tolong lagi, padahal kerjoan ane banyak nian malam ni”, saat itu posisiku sedang berada didepan komputer, karena mengerjakan tugas kuliah. Aku pun nyeletuk “kenapa antum terima akhi? Kalau memang antum banyak kerjaan, nggak bisa apa akhwat itu gunting sendiri, tempel sendiri, bukannya mereka itu satu kos rame orangnya?”, lalu diapun berucap yang membuat telingaku panas “ ana tuh idak sanggup menolaknya akh, KASIHAN!” . kaget juga ngedengernya, tidak sanggup menolaknya, lalu aku mencoba bertanya lagi “Siapo akhwat yang ngasih barang-barang ini ke antum”, lalu dia menjawab “Ukhty Fulanah”, mendengar namanya, aku langsung bisa menangkap, wajar saja dia tidak mampu menolak, karena ini akhwat secara fisik memiliki sedikit kelebihan yang Allah berikan. Satu orang niatnya terpesong.

Dan banyak lagi, yang sampai-sampai tugas kuliahnya pun keteteran. Yang sampai-sampai ketika akhwat meminta tolong cepat banget ngerjainnya, namun ketika ikhwan yang minta tolong, harus makan hati dulu. Dan itu terbukti. Terpesongnya niat. Siapa yang tidak marah, ternyata IKHWAN lah yang merusak mental AKHWAT. Hanya karena takut dibilang ikhwan pelit, ikhwan yang nggak care dan peduli sama akhwat.

Sampai waktu itu, ketika aku menegur akhwat, tentang perihal Ikhwan yang nilai kuliahnya ada TL, karena keseringan diteriaki akhwat untuk dimintai pertolongan, sehingga tugas kuliahnya terbengkalai. Tapi dengan tidak merasa bersalah si Akhwat bilang “ sama siapa lagi kami minta tolong, karena Cuma akh Fulan yang peduli sama akhwat “. Grrr.... geram banget ngedenger kalimat ini. Emang peduli yang bagaimana yang mereka mau?

3. Aku Jahat, dengan akhwat yang “MANJA”

Seorang akhwat yang cukup senior dalam hal Tarbiyah, namun usia masih dibawah aku jauh. Aku respek sama dia. Dia meminta tolong untuk mentranslet Bahasa Inggris tugas kuliahnya, tapi aku TOLAK. Dia meminta tolong kepadaku mungkin karena salah satu akhwat dulu ada yang aku bantu, karena tugas kuliah binaannya. Aku menerima waktu itu, agar si Binaan tersebut benar-benar betah mengikuti LQ dengan kakak mentornya, bukan untuk mengambil hati kakak mentornya.

Kenapa aku keseringan nolak? Karena aku takut, kalau tidak dia maka hati aku yang akan rusak. Aku takut di barisan dakwah ini niatku menjadi terpesong. Karena sungguh, siapa yang bisa menjaga dan menjamin hati kita akan tetap murni di jalan dakwah ini, kalau bukan diri kita sendiri dan Allah yang membantunya. Jadi Jahatku bukan Jahat yang diiringi kebencian, tapi Jahat ini hanyalah untuk menjaga HATI. Karena sedikit kisah diatas sudah menjadi sebuah contoh. Dan jahat ini juga supaya apa yang dikatakan kaum Feminis bahwa Muslimah itu bodoh, lemah dan kalau di Poligami diam. Aku ingin akhwat itu penggerak, kalau perlu pionir dalam sebuah pergerakan, layaknya Siti Aisyah yang pernah menjadi Panglima Perang, lalu Tjut Nyak Dien, dll. Mari kita “Telanjangi” kaum feminis itu. Yang miskin pengetahuan Islam & Sejarah Wanita-Wanita Islam. Jangan jadi seperti mereka yang kaya intelektual miskin spiritual. Aku ingin akhwat itu Kaya intelektual dan Spiritualnya, dia kuat dan Istiqomah.

Ukhty, ente semua itu bakal berkeluarga, apa jadinya bila Abiy-nya si Mujahid atau Mujahidah muda sedang keluar, lalu tiba-tiba ente dapat masalah

4. Harus lebih JAHAT lagi.

Apa yang kulakukan tidak cukup ternyata. Sudah 2 orang akhwat yang intinya sama sebagai berikut “Akhi, kalau dimata antum akhwat ada yang berbuat keliru, maka marahlah dengan menggunakan kalimat yang cocok untuk telinga akhwat, antum fahamlah bagaimana cara yang baik itu”. Baca ukh! Ana sudah mencoba melakukan yang ente katakan ini, tapi tetap saja ucapan ane malah disalah artikan. Dan itu sangat menyakitkan banget. Dulu terlalu tegas sama akhwat dibilang jahat, sekarang mencoba agak cair, dibilang GOMBAL WARNING, padahalkan lapisan ozon menipiskan bukan karena ane,,, itu mah GLOBAL WARMING,,, ehhh iyaa,, dah ahh ane lagi marah nich... coba dech SMS ini dibaca:

“Katax ana kan dah digantiin. Gmn sich. Sampe saat ini yang ane tawarin gak ngasih jawaban. Af1 amanah ana sedang banyak. Jdi tak bisa optimal di tim(Red), ana ttp usaha bantu, nmun tak bisa dkejar tayang. Ukh **** kan care orgx ane harus nyusun 2 jenis skripsi buk. Smpe Syr yg 1 aj bru stngah. Cukup dosen2 n pihak kampus ana yang tak pengertian. Ukhti **** jangan. Maaf n Piss

Itu SMS karena aku diberi en ditagih amanah. Bukannya tidak mau mengerjakan, tapi karena amanah itu begitu penuh. Kuliah semester ini byk yg musti terjun kelapangan, Sociolinguistic en Psycholinguistic. Namun pihak rektorat malah memberi surat tugas resmi untuk menjemput serta membimbing tamu untuk acara Perkemahan WiraKarya Nasional se-Indonesia di IAIN. Mau gimana? Skala prioritas tentunya kampus yang kuutamakan. Karena toh tanpa aku semua bisa berjalan. Emang lu siapa Lik? Malah lebih seneng kalau diginiin. Lalu, apa kata akhwat yang ngasih amanah ini ketika balas SMS ku itu.

“kt kk Lq wkt ana dpt SMS brtubi2 dr ikhwan, yg mdel gini namanya GOMBAL WARNING”

Waktu baca itu aku jadi keringetan, nggak sadar malah keluar sendiri air mataku. Dan itu pas di warung nasi uduk lagi. Si Mbak jualan malah godain sewaktu aku baca tu SMS die bilang “Kenapa dek, habis diputusin ya sama ceweknya” asem nich. Sudah jatuh ketimpa tangga Sudah sedih baca SMS yg isinya nggak ngenakin hati malah nambah diledeki.

Itu akhwat kalau baca profilenya, dia ngakunya “Care”, ya wajar ajha aku bilang githu. Setidaknya itu kalimat bermaksud menuntut dengan cara yang halus, tapi malah dibilang gombal. Gombal itukan Konotasinya negatif banget. Berat tau nggak jaga hati itu. Karena yang dilawan adalah diri sendiri. Dah lah, dari pada mellow lagi.

1 Silakan Kritik dan Sarannya ^_^:

iluvtari mengatakan...

ane gak masuk yg mana pun kan??

Posting Komentar

Katakan Apa Yang Ingin Anda Katakan... ^_^

No Copyright@

Hak Cipta Dilindungi Allah SWT, Bila Ada Salah Kata Mohon Dimaafkan. Lagi Belajar sich ^_^
Diterima Cacian, Makian, Saran dan Kritik
Email: abu.aifah1@gmail.com
CP/Whatsapp :
0821-7816-9560

KPR Non Ribawi Jambi

 

.:: Inspirasi Bang Malik ::. Published @ 2014 by Bang Malik

Blogger Templates