Rabu, 29 April 2009

Metamorphosis

Satu persatu, talenta yang kumiliki harus kutinggalkan demi menjauhi syubhat. Ketika SMP aku bergabung dalam tim tari, dan selalu tampil dalam acara-acara pensi, menjadi koreografer dulunya adalah cita-citaku, karena sampai sekarangpun bila mendengar musik yang nge-beat dikit secara spontan ada dorongan untuk menggerakkan tubuh untuk menghasilkan sebuah koreografi. Apalagi bila mendengar musik-musik yang beraliran Rap dan RnB, pasti tubuh ini langsung gatal ingin menggoyangkan tubuh dan itu sampai sekarang (eiittss,,, jgn salah faham, RnB en Rap yg aku punya sekarang adalah lagu2nya Rapper Muslim London yang bernama “Soldier of Allah”).

Olah Vokal, dulunya ketika SMP-Aliyah, tak ada orang yang dapat meragukan kelihaianku dalam olah Vokal ini, setiap ada acara aku selalu dapat jatah untuk mempertontonkan kebolehanku dalam olah vocal, hingga puncak karir ketika tembus sepuluh besar dalam acara Kontes Dangdut (Kondang) Batanghari, dan mendapat kesempatan mengikuti audisi Kondang-In di Indosiar. Hingga kini hanya piagam kenang-kenangan dari Bupati Batanghari yang terus membuatku selalu teringat masa “indah” dulu.

Olah raga, tennis meja aku geluti hingga tembus Pelatda Kota PTMSI, 3 kali seminggu jadwal latihan yang dibuat oleh pelatih (saat aku Aliyah) membuatku menjadi begitu lihai dalam bidang ini, tembus 5 besar menjadi Juara Harapan 2 dalam Turnamen piala walikota se-Provinsi Jambi tahun 2004 adalah kenangan termanis dalam hidup aku. Dan lumayan dapat honor dari sana walau tidak besar.

Tennis Meja aku tinggalkan, ketika pertengahan tahun 2005 (tamat aliyah) aku lolos menjadi guru Honda (Honor Daerah) di kabupaten tebo, dan selama 3 bulan menjadi seorang guru sangat menyenangkan, mendapat gaji triwulan pertama adalah hal paling membahagiakan, karena itu pertama kali aku pure memegang uang hasil keringatku sendiri dengan jumlah yang “Wah” kala itu.

Tahun 2006 awal dari segala perubahan, aku kuliah dan meninggalkan pekerjaan mengajar. Sewaktu liburan aku pulang ke rumah Abahku di Depok, banyak ilmu yang kudapat dari orang tuaku yang seorang aktivis dakwah dari Jama’ah Tabligh ini. Pada saat itu dia mengajakku mengikuti seminar di UIN Syarif Hidayatullah di Ciputat Tangerang, tentang “Pemurtadan di IAIN”,,,, busyettt saat itu aku begitu kaget kupikir permasalahan Islam hanya sekedar qunut semata, ternyata Agama ini bener-bener banyak musuhnya, dari internal maupun eksternal itu sendiri. Akhirnya sepulang dari sana aku masuk IAIN, dan benarlah memang apa yang disampaikan didalam seminar itu, yaitu pemurtadan mahasiswa Islam secara sistematis dan akademis, melalui pengambangan pamahaman filsafat sesat. Dulunya aku yang males ngomongin agama, karena bagiku nggak penting, menurut doktrin yang kuterima waktu sekolah adalah semua kembali kepada masing-masing individu (Bi Nafsi – Bi Nafsi) mau sesat atau tidak biar mereka yang menanggungnya. Karena Allah SWT sudah menentukannya. gak sedar selama ini aku diberi pemahaman yang salah.

Di IAIN akhirnya aku menemukan jalan dimana aku mendapat ilmu lama tapi cara yang benar untuk mengimplementasikannya. Jalan dakwah, dakwah tidak asing ditelingaku, karena abahku sendiri adalah aktivis jama’ah tabligh yang sudah meng-International, beliau menguasai 3 bahasa asing, sehingga untuk khuruj keluar negeri dia selalu ikut. Tapi aku pikir hanya itukah metode dakwah? Menjenuhkan dan membosankan, tetapi ternyata tidak, ketika aku sudah mendapat hidayah dan hikmahnya. Semoga ini adalah metamorphosis hidupku yang terakhir. Inilah jalanku, bergerak bersama tarbiyah. Semoga tetap Istiqomah.

0 Silakan Kritik dan Sarannya ^_^:

Posting Komentar

Katakan Apa Yang Ingin Anda Katakan... ^_^

No Copyright@

Hak Cipta Dilindungi Allah SWT, Bila Ada Salah Kata Mohon Dimaafkan. Lagi Belajar sich ^_^
Diterima Cacian, Makian, Saran dan Kritik
Email: abu.aifah1@gmail.com
CP/Whatsapp :
0821-7816-9560

KPR Non Ribawi Jambi

 

.:: Inspirasi Bang Malik ::. Published @ 2014 by Bang Malik

Blogger Templates